Supriyanto, SH, menyayangkan terjadinya insiden pasien yang tak bisa keluar dari rumah sakit karena terkendala biaya.Ia meminta sudah sepatutnya pihak rumah sakit tidak melakukan hal semacam ini.
”Ini adalah citra buruk Pemerintah dan tidak lagi menghargai nilai
kemanusiaan. Siapa pun itu, baik lembaga maupun individu, wajib menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan bukan hanya mengedepankan faktor ekonomi dan bisnis saja, terlebih RSUD Dr.Koesnadi Bondowoso yang langsung berkaitan dengan pelayanan publik dan dananya
bersumber dari uang rakyat itu sendiri,” kata Suprianto Politisi Gerinda ini.
Supriyanto telah mendatangi rumah sakit RSUD Dr. Koesnadi
Bondowoso, setelah mendapat kabar adanya seorang warga bernama Musyarrofah (23 Tahun) yang tak bisa keluar dari rumah sakit.Musyarrofah tertahan karena tak mempunyai dana untuk membayar biaya pengobatan penyakit ambien.Musyarrofah merupakan anak dari sepasang
keluarga miskin dari Desa Sumber Kalong Rt 10/04 Kec. Wonosari
Bondowoso.
Kamis siang (23/6), Supriyanto langsung turung ke RSUD. Dr. Koesnadi untuk mempercepat proses pemulangan Musyarrofah, tanpa basa-basi, Supriyanto membayar administrasi RSUD senilai Rp. 4.379.350,-.Sementara keterangan dari pihak rumah sakit bahwa pihak rumah sakit hanya mengikuti aturan yang berlaku.
Kedua orang tua Musyarrofah, mengaku sangat bahagia sekaligus terharu.Dia mengucapkan syukur dan terimakasih karena ada pihak LSM IGW dan Koran DOR, yang bersedia untuk mencarikan solusi terhadap persoalan yang menghimpitnya.
“Terima kasih pak, entah apa yang terjadi jika bapak tidak datang.
Allhamdulillah bapak peduli pada masyarakat seperti kami, orang tidak mampu, Alhamdulillah ya Allah,” ucap orang tua Musyarrofah
meneteskan air mata sambil menjabat erat tangan kepada Supriyanto.(*/RS)