SUMENEP, beritalima.com| Bernama lengkap Helliyatul Matlubah. Putri dari pasangan Abd. Rahem dan Takiya yang lahir di sebuah desa bernama desa Bates Kecamatan Dasuk Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur Indonesia.
Helliyatul Matlubah memang tak populer. Dia bukan artis, bukan juga model. Tak banyak yang mengenal sosok wanita berparas manis khas Indo yang murah senyum ini. Hanya kalangan tertentu. Yakni keluarga dan kerabat dekat atau tetangga. Namun Kampus Cemara Universitas Wiraraja Sumenep sangat mempopulerkan namanya karena prestasi yang disandangnya. Pada tahun itu, dia menjadi mahasiswa lulusan terbaik saat itu mengungguli ratusan bahkan ribuan rekannya.
Kalangan lainnya yang cukup familiar dengan wanita asli bumi Sumekar ini yaitu motor butut Astrea grand keluaran tahun 80an waktu itu. Dari desa Bates menuju kampus yang lokasinya ada di kota ditempuh dengan perlahan karena takut motor bututnya tiba – tiba macet ditengah jalan. Tak heran, untuk urusan pendidikan, Yat panggilan akrabnya bukan tipikal wanita yang suka bersantai dengan kemewahan yang ia miliki saat ini.
Dibalik pola hidup dan cara pandang sederhananya, Helliyatul Matlubah sejatinya bukanlah wanita sederhana. Yat menyimpan segudang pengalaman baik didunia pendidikan maupun pekerjaan. Diusia remaja saja, Yat adalah jebolan SMA dengan peringkat rangking tertinggi.
Menginjakkan kaki dibangku pendidikan tinggi, adik kandung Hawani ini menamatkan pendidikannya sebagai Sarjana pendidikan jurusan IPA Universitas Wiraraja Sumenep. Selanjutnya ia melanjutkan program S2 dan menyandang gelar MEd dari Souteastern University Monash Australia.
“Lahir dimana, sampai dengan S2 dimana, bekerja dimana, selalu beda-beda tempat. Begitulah hidup, tapi kita tetap cinta Indonesia, cinta budaya dan wisata dan sejarahnya,” ujar Helliyatul Matlubah.
Sementara itu, Hawani kakak Helliyatul Matlubah haru dan bangga melihat adik semata wayangnya di Wisuda S2 di luar negeri tepatnya di Australia. “Hari ini tanggal 16 Desember 2021 adalah hari yang sangat bersejarah bagi kami sekeluarga. Meskipun adik saya Wisuda di tempat yang tidak bisa kami jangkau, kami sangat bangga dan bersyukur kepada Allah SWT. Karena meskipun adik kami hanyalah anak pedagang tape dari pasar ke pasar, Helliyatul Matlubah mampu menjadi kebanggaan keluarga. Mengangkat derajat kami dan membawa harum seluruh keluarga, desa kecamatan sekolah dan kampus ia menimba ilmu”. Ucap Hawani.
Siapa sangka adik saya Helliyatul Matlubah bisa seperti sekarang, Ia berangkat dari keinginan dan cita – cita yang mulia. Kami tidak punya apa – apa untuk biaya pendidikannya, bapak kami sudah meninggal belasan tahun silam waktu Yat masih kecil. Setiap hari semenjak kuliah S1, Yat tidak pernah putus berpuasa terkecuali berhalangan. Terus seperti itu yang ia lakukan hingga selesai kuliah.
Atas nama orang tua, kakak dan keluarga kami mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan kepada adik saya Helliyatul Matlubah menempuh pendidikan S2:di luar negeri tepatnya di Australia.
“Selamat dan Sukses atas gelar Helliyatul Matlubah, SPd. MEd. Semoga ilmu yang didapat selama ini bermanfaat dan barokah. Perjuanganmu belumlah usai, masih ada tahap nyata dalam dunia politik dan dunia realita. Wujud nyata yang harus dilakukan adalah bermanfaat untuk bangsa, negara dan Agama. Aamiin”. Demikian celoteh seorang kakak yang selalu ingin melindungi adik semata wayang dan keluarganya.
(An)