Investasi ESDM 2020 Anjlok, Mulyanto: Ini Capaian Terburuk 10 Tahun Terakhir

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi VII DPR RI membidangi Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ilmu Pengetahuan&Tenologi (Iptek) serta Lingkungan Hidup (LH), Dr H Mulyanto menyoroti minimnya realisasi investasi ESDM 2020.

Realisasi investasi sepanjang tahun lalu 24,4 miliar dolar AS. Dan, hal itu dinilai sebagai capaian investasi ESDM terburuk dalam 10 tahun terakhir. Karena itu, Mulyanto memperkirakan minimnya realisasi investasi ESDM akan berpengaruh kepada target lifting Minyak&Gas Bumi (Migas) serta penerimaan negara dari bidang ESDM yang sudah ditetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

 

Kami dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kata wakil rakyat dari Dapil III Provinsi Banten itu, prihatin membaca laporan realisasi investasi ESDM 2020 yang dirilis Kementerian ESDM. Minimnya realisasi investasi ESDM 2020 mengkonfirmasi adanya kinerja yang kurang optimal dalam mengelola ESDM di tengah pandemi Covid-19.

“Padahal investasi di bidang ini diharapkan mampu mendongkrak penerimaan negara yang ujungnya dapat meminimalisasi defisit anggaran,” tegas Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI bidang Pembangunan dan Industri tersebut kepada Beritalima.com, Selasa (12/1) siang.

 

Berdasarkan data yang dimiliki, Mulyanto menyebut, realisasi investasi ESDM 10 tahun belakangan relatif minim. Untuk itu, Mulyanto meminta Pemerintah dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) serius menyusun rencana kerja pengelolaan bidang ESDM.

Jika hal tersebut tidak diperhatikan dari sekarang, Mulyanto khawatir, pendapatan negara dari sektor migas dan minerba akan terus merosot.

“Tentu ini sangat berbahaya bagi stabilitas makro ekonomi kita,” tegas Mulyanto.

 

Dalam konferensi pers virtual 7 Januari 2021, Menteri ESDM, Arifin Tasrif melaporkan, realisasi investasi sektor ESDM sepanjang 2020 tercatat 24,4 miliar dolar AS. Dari jumlah itu, sektor migas mendominasi 12,1 miliar, disusul kelistrikan US$ 7 miliar, sektor minerba US$ 3,9 miliar dan sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) US$ 1,4 miliar.

Pada kesempatan itu, Tasrif mengakui, angka ini lebih rendah apabila dibandingkan realisasi investasi tahun sebelumnya. Minimnya realisasi investasi ESDM dampak dari pandemi Covid 19.

Berdasarkan laporan Kementerian ESDM diketahui jumlah investasi ESDM 2011 US$ 27,2 miliar, lalu 2012 meningkat menjadi US$ 29,8 miliar, sedangkan 2013 turun menjadi US$ 27,8 miliar.

 

Investasi kembali meningkat menjadi US$ 33,1 miliar di 2014. Pada 2015 investasi ESDM mencapai US$ 33,5 miliar, pada 2016 US$ 29,7 miliar, kemudian 2017 US$ 28,3 miliar dan 2018 meningkat menjadi US$ 32,9 miliar dan di 2019 US$ 33,2 miliar.

 

Menanggapi data itu, Mulyanto meminta Pemerintah segera memperbaiki rencana kerja pengelolaan sektor ESDM, agar bisa menggenjot investasi di bidang ESDM ke depan.
(akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait