SURABAYA, beritalima.com – Bisa jadi Pileg 2019 mendatang melahirkan anggota dewan baru yang bisa diharap mampu memperbaiki kondisi bangsa. Ini terpancar dari sosok Ir Peter Susilo SH, pengusaha sukses yang memiliki kepedulian tinggi pada masyarakat prasejahtera.
Di Surabaya, kota tempat tinggalnya, Peter Susilo lebih dikenal sebagai lawyer dibanding selaku pengusaha. Padahal, bisnis propertinya telah berkembang dimana-mana.
Lulusan sarjana tehnik sipil tahun 1990 ini mengawali bisnisnya di dunia konstruksi dengan mengerjakan proyek-proyek militer. Sejak itu dia banyak kegiatan di instansi militer dan pemerintah untuk kegiatan jasa konstruksi.
Bisnis yang mulai berkembang ini sempat terhenti, karena salah satu putrinya yang kuliah di Belanda sakit. Bapak 3 anak yang mengaku sangat mencintai keluarga ini harus menunggui putrinya disana, sambil memanfaatkan kesempatan itu untuk kursus Management Konstruksi.
Tahun 2001 Peter kembali bisnis, terutama di bidang property yang sudah jadi ahlinya. Dan itu terus berkembang hingga sekarang. Dia seringkali dipercaya menangani proyek pembangunan perumahan dan pergudangan.
Proyek-proyek yang dikerjakan diantaranya di Jakarta, Bandung, Bogor, Pasuruan, Balikpapan, Batu dan Samarinda.
Untuk menyangga berbagai kebutuhan proyek bangunan yang dikerjakan, Peter membuka sendiri beberapa perusahaan, di antaranya pabrik baja ringan, outshorsing scurity, dan interior meubeler.
Peter mengatakan, semua bisnis dan usahanya berjalan lancar dan berkembang, bahkan perlahan-lahan sudah dipercayakan pada anak-anaknya yang sudah meraih gelar sarjana arsitektur, kecuali si bungsu yang masih SMA.
Mulai memiliki sedikit kelonggaran waktu, Peter pun praktek kepengacaraan. Ini tak lepas dari persoalan-persoalan yang dihadapi, yang sempat memaksanya menggunakan jasa lawyer yang bayarannya jelas tak terjangkau oleh masyarakat ekonomi sedang yang sedang membutuhkan bantuan hukum.
“Saya jadi lawyer dengan niatan membantu masyarakat yang tersandung persoalan hukum, bukan untuk mencari uang,” ucap pria yang tahun 2016 diwisuda sebagai sarjana hukum sekaligus ikut pendidikan advokat ini.
“Bagi saya, lawyer itu profesi mulia untuk masyarakat, di samping politik. Politik dan hukum ibarat saudara kembar,” ujar Peter.
Dari kemudahan dia menciptakan banyak lapangan usaha yang telah menyerap ribuan tenaga kerja, ditambah pengetahuannya tentang berbagai permasalahan sosial masyarakat terutama menyangkut perekonomian, Peter akhirnya terpanggil masuk ke dunia politik.
Baginya, politik ibarat jalan perjuangan mewujudkan cita-cita mulia. “Saya ingin masyarakat dapat menikmati anggaran dari pemerintah secara profesional,” tegas dermawan ini.
Peter sendiri mengaku tak habis pikir, negeri yang tanahnya subur dan SDM-nya sebenarnya hebat-hebat ini, tapi masyarakatnya masih banyak yang prasejahtera.
Masih ada 27 juta penduduk yang prasejahtera. Pemerintah sebenarnya sudah berusaha memperbaiki itu, diantaranya dengan pembangunan infrastuktur.
Dan lagi, lanjut dia, kalau pemerintah harus menyiapkan anggaran khusus buat mereka, tentu sangat berat. Solusinya, kata Peter, beri mereka kemudahan usaha.
“Untuk menperbaiki keadaan ini pemerintah perlu melakukan regulasi-regulasi saja, di antaranya memudahkan perijinan, dan meringankan pajak,” kata Peter.
Perhatian pemerintah atas kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan masyarakat juga perlu ditingkatkan.
Kebutuhan sandang misalnya, yang semestinya bisa murah tapi justru dirasa mahal. Untuk pangan, masih menurut Peter, banyak masyarakat yang belum tahu standarisasi gizi.
Kebutuhan papan, intinya, perlu dijadikan program nasional, karena masih banyak penduduk yang belum memiliki rumah.
Sedangkan mengenai pendidikan, tentu juga perlu ditingkatkan, karena sarjana di Indonesia hanya 6 persen atau sekitar 16 juta. Ini pun 5 persen dari 16 juta itu, atau 800 ribu sarjana, masih pengangguran atau kerja tidak sesuai prodinya.
Terakhir tentang kesehatan masyarakat, menurut Peter, juga perlu mendapat perhatian pemerintah. Pemeriksaan kesehatan secara gratis perlu dilakukan.
Keinginan kuat untuk mewujudkan itu buat masyarakat, mendorong langkah Peter Susilo ke satu parpol. “Saya pilih Partai Perindo karena visi misi partai ini sangat tepat, mengangkat perekonomian kerakyatan,” ucap pria yang suka lagu-lagu Koes Plus ini.
“Saya banyak belajar dari Ketua Umum Hary Tanoesoedibjo yang pemikiran dan usahanya untuk mensejahterakan masyarakat dengan konsep ekonomi kerakyatannya sangat luar biasa,” kata pria yang masuk Partai Perindo tahun 2014 ini.
Di DPW Partai Perindo Jawa Timur, Peter Susilo dipercaya Hary Tanoesoedibjo sebagai Kepala Bidang Organisasi, disamping Kordapil RI untuk Provinsi Jatim.
Dalam kepartaian, Peter juga sudah banyak berbuat baik untuk internal maupun eksternal. Untuk meningkatkan perekonomian rakyat, baik bersama DPP dan DPW maupun pribadi, Peter telah menjalankan program kerjasama dengan sejumlah mini market.
Selain itu juga telah memberi bantuan berupa rombong pada sejumlah pedagang kaki lima, mengadakan fogging secara cuma-cuma, perbaikan perahu nelayan dengan gratis, melaksanakan program bedah rumah, menggelar pemeriksaan kesehatan massal, dan memberi bantuan bencana alam.
“Jadi apa yang kami sampaikan di antaranya sudah kami lakukan. Kedepan kami siap melakukan secara total,” pungkas kader Perindo yang diminta Ketum Hary Tanoe maju jadi Caleg DPR RI dari Dapil 1 (Surabaya dan Sidoarjo) ini. (Ganefo)