Ditemui di Kantor Gubernur Sulsel pada rapat pertama pengurus harian, Rabu (12/10/2016), Ikbal mengatakan, para pengurus harian telah dikukuhkan dan kini menunggu SK kepengurusan dari pusat.
Sejumlah progam kerja akan segera direalisaiskan, pertama melakukan konsolidasi organisasi dengan melakukan pedataan dan pelacakan anggota ISI yang menyebar berkarier di kantor pemerintah dan swasta, tandas mantan wartawan Harian Pedoman Rakyat ini.
Selain itu, program kerja adalah diskusi dengan mengangkat tema tentang matinya intelektualisme di Sulsel menjadi hal menarik. Juga akan mendiskusikan soal Makassar Smarth City dan Society Smarth City, tegas Ikbal.
Pengurus ISI juga akan menulis buku dengan judul Sosiologi Bugis Makassar, bunga rampai dinamika kehidupan sosial masyarakat dari berbagai aspek dan perspektif. Sudut sosial, politik,hukum, budaya dan ekonomi.
Kegiatan lain pengurus adalah melakukan sosialisasi ke media massa memperkenalkan organisasi ke harian Tribun Timur, Fajar serta media oline lainnya. Selain itu juga akan membangun portal ISI Sulsel, guna lebih memperluas jangkauan organisasi wilayah kerja Sulsel.
Para pengurus harian yang hadir dalam rapat itu adalah, Ikbal Latief pimpin rapat dengan wakil ketua, Firdaus Suhaeb, Syarifuddin Jurdi. Sekretaris, Lukmanuddin serta wakil sekretaris; Moh Yahya Mustafa dan Sakaruddin Mandjarekki, katanya.
ISI atau dalam bahasa Inggris disebut Indonesian Sociological Association (INASA) merupakan lembaga profesi bagi para sosiolog, calon sosiolog dan peminat sosiologi di Indonesia.
Lembaga ini pertama kali didirikan pada tanggal 14 Oktober 1989 di Jakarta dengan tujuan mendorong penyebaran, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu sosiologi. (yahya)