JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Muhammad Anis Matta menilai, Palestina telah memenangkan pertempuran 11 hari dengan zionis Israel yang berakhir dengan permintaan gencatan senjata dari pihak negara Yahudi tersebut.
“Walau banyak jatuh korban warga sipil di Gaza (Palestina-red), tapi secara militer Palestina memenangkan pertempuran dengan Israel. Pertama kali dalam sejarah, instalasi obyek vital Israel kena serangan,” ungkap Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat 2009-2014 itu saat acara Halal bi Halal dan Dialog tentang Palestina di Gelora Media Centre, Jakarta, Jumat (21/5).
Karena itu, kata politisi senior kelahiran Welado, Bone, Sulawesi Selatan, 7 Desember 1968 tersebut, gencatan senjata permintaan Israel ini sekaligus juga membuktikan bahwa kekuatan militer Palestina tidak bisa dipandang sebelah mata negara zionis ini.
Instalasai obyek vital yang kena serangan, kata Anis, tidak hanya fasilitas bandara, tapi juga kilang minyak dan beberapa obyek vital lainnya. Hal ini membuat para pemimpin Israel tidak cukup punya keberanian melakukan serangan darat.
“Awalnya saya menduga akan ada serangan darat. Namun, ternyata tidak ada. Secara mental Israel tidak mempunyai keberanian yang cukup untuk melakukan serangan darat,” kata Anis yang mendirikan Gelora Indonesia bersama politisi senior, Fahri Hamzah dan Mahfuz Sidik.
Menurut Anis, sasaran rudal Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza, terkesan hanya untuk menghentikan serangan roket pejuang Hamas ke Israel. Terbukti, Kabinet Israel menyetujui keputusan gencatan senjata yang mulai berlaku, Jumat (21/5) pukul 02.00 waktu setempat.
“Ketakutan Israel ini menjadi catatan penting, sejak penjajahan Israel terhadap Palestina. Rakyat Palestina sudah punya kesiapan penuh untuk merdeka. Dan, jika sewaktu-waktu merdeka, bukan merupakan hadiah dari Israel,” kata Anis.
Walau demikian, Anis menyambut baik terjadinya gencatan senjata antara Israel dan Palestina, karena korban terbesar tewas dan luka-luka adalah masyarakat sipil, terutama warga Palestina. “Kita ikut gembira gencatan senjata telah dilakukan Israel dengan Hamas. Kita harapkan kedua pihak konsisten dengan gencatan senjata itu.”
Pada kesempatan serupa, Sekjen Gelora Indonesia, Mahfuz Sidik menilai, gencatan senjata bukan berarti menyelesaikan persoalan konflik antara Israel dengan Palestina. “Itu bukan berarti persoalan selesai. Proyeksi kita kedepan bagaimana? Skenario penyelesaian bersama seperti apa? Itu yang penting,” kata mantan Ketua Komisi I DPR RI ini.
Pasukan keamanan Israel (Israel Defence Force/IDF) melaporkan 4.000 roket ditembakan pejuang Hamas ke wilayah yang diduduki Israel 10 hari terakhir. “Roket yang diluncurkan Hamas ke Israel, jauh lebh banyak dari perang Palestina-Israel 2018. Kala itu, Hamas meluncurkan hanya lebih dari 400 roket saja ke Israel,” demikian Mahfuz Sidik. (akhir)