JAKARTA, beritalima.com – Crown Group Holdings, salah satu perusahaan pengembang swasta terbesar di Australia yang berbasis di Sydney, merilis informasi terkini perihal perkembangan proses pembangunan infrastruktur secara besar-besaran di Kota Sydney, Minggu (20/6/2016).
CEO Crown Group, Iwan Sunito, mengungkapkan, ada empat hal utama yang saat ini sedang dan akan dilaksanakan oleh pemerintah Negara bagian New South Wales.
Pertama, pengembangan jalur baru transportasi darat. Kedua, pembangunan kawasan Barangaroo seluas 22 hektar yang akan diproyeksikan sebagai CBD Waterfront.
Ketiga, pembangunan bandar udara kedua di kawasan Badgerys Creek, dan terakhir proyek Parramatta UrbanGrowth yang memfokuskan pembangunan kembali kawasan Parramatta.
“Pembangunan jaringan baru kereta api ini akan meningkatkan waktu tempuh perjalanan secara lebih cepat dan nyaman antara hubungan utama Sydney dengan daerah-daerah pinggiran kota Sydney yang sedang bertumbuh,” kata Iwan Sunito.
Menurut sebuah studi baru perihal Transportasi dan Proyek Peremajaan Perkotaan, hunian di Sydney yang berjarak sekitar 400 meter dari stasiun kereta api akan menikmati kenaikan rata-rata nilai tanah sebesar 4,5%.
Untuk lokasi hunian yang berjarak antara 400m dan 800m dari stasiun akan naik sekitar 1,3% pada nilai tanah. Sementara mereka yang berlokasi lebih jauh – di zona 800m-to-1600m – akan mendapatkan peningkatan nilai sebesar 0,3%.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa zonasi dan perencanaan strategis yang lebih efisien terjadap penggunaan tanah di sekitar moda transportasi yang beragam dapat memaksimalkan nilai yang diciptakan oleh investasi infrastruktur.
Pemerintah Negara bagian New South Wales menanamkan investasi dalam jumlah yang luar biasa dalam hal transportasi.
Jalur-jalur baru yang akan dibangun, di antaranya North West Rail Link yang diproyeksikan membawa sekitar tambahan 200,000 orang untuk mencapai kawasan Barat Laut Sydney dengan target penyelesaian akhir tahun 2019. Diperkirakan akan tercipta 9,000 lahan pekerjaan dan 12,000 hunian baru disepanjang jalur baru ini.
CBD & South East Light Rail senilai Rp 16 triliun yang menghubungkan Circular Quay, George Street, Central Station, Kingsford, Anzac Parade dan Randwick melalui Alison Road. Diharapkan selesai pada tahun 2020, dimana akan terjadi pengurangan sebanyak 22 bus yang beredar pada saat jam sibuk di pagi hari di kawasan CBD pada saat terealisasi.
West Connex motorway yang akan menghubungkan Sydney bagian Barat dengan Bandar Udara dan area Port Botany. Koridor ini diperkirakan mampu mengakomodasi sebanyak 100,000 unit apartemen baru dan 100,000 lowongan pekerjaan baru.
Sementara itu proyek pembangunan kawasan Barangaroo senilai Rp 60 triliun direncanakan akan menjadi salah satu pembangunan kawasan pinggir pantai yang paling ambisius di Dunia. Sebuah area dermaga seluas 22 hektar di pelabuhan tepi pantai barat CBD Sydney, akan menjadi pembangunan CBD tepi laut yang terakhir kalinya.
Diperkirakan akan ada sebanyak 23,000 penghuni baru yang akan tinggal disana dan dikunjungi oleh 33,000 orang per harinya pada tahun 2020.
Pemerintah Negara Bagian New South Wales juga telah mengkonfirmasi proyek pembangunan Bandar udara kedua Sydney di area Badgerys Creek senilai Rp 25 triliun, dan diharapkan menghasilkan 4.000 pekerjaan pada tahap konstruksi, dan lebih dari 30.000 pekerjaan dapat dihasilkan langsung oleh kegiatan operasional bandara pada tahun 2060.
Dan terakhir adalah Proyek Parramatta UrbanGrowth yang akan memperkuat posisi Parramatta sebagai CBD kedua di kota Sydney. Akan muncul sekitar 6000 hunian baru yang akan dibangun dan 2000 pekerjaan baru di jantung Western Sydney sebagai bagian dari transformasi Parramatta senilai Rp 20 triliun.
“Pembangunan infrastruktur ini menunjukan komitmen dari pemerintah Negara bagian New South Wales dalam menjadikan kota Sydney sebagai kota kosmopolitan yang semakin layak huni dan terkoneksi dengan kawasan-kawasan pendukung lainnya.”
“Kita semua bisa melihat masa depan kota Sydney yang memperkuat posisinya sebagai kota tujuan utama investasi yang paling menarik di kawasan Asia selama beberapa dekade kedepan,” kata Iwan Sunito.
“Dan tentu saja kondisi ini juga akan semakin menetapkan Sydney bukan hanya sebagai salah satu pengerak utama ekonomi Australia, namun juga sebagai tujuan wisata utama di Asia” tambah Iwan. (Ganefo)