SURABAYA, beritalima.com|
Banyaknya permintaan Java Arabica Cofee dari beberapa negara, membuat para eksportir ketar ketir, mengingat persediaan jenis Java Arabica Cofee atau kopi Arabika Jawa di Indonesia, khususnya di Jawa Timur masih sangat langka. Kalaupun ada, jumlahnya sangat sedikit dan harganya juga sangat mahal.
Menanggapi polemik tersebut, anggota DPRD provinsi Jatim Dr Achmad Iwan Zunaih mengungkapkan bahwa pihaknya sudah lama mendengar keluhan para eksportir. Diakui Iwan, bahwa taste (rasa) kopi Arabika Jawa ini sangat berbeda, jika dibandingkan dengan jenis kopi yang lain.
“Ada rasa rempahnya, ada rasa asamnya, dan baunya harum sekali. Banyak penggemar kopi dari negara lain yang suka dengan kopi Arabika Jawa ini. Tetapi persediaan di lapangan sangat sedikit dan sangat langka,” terang anggota komisi B DPRD provinsi Jatim ini.
“Alhamdulillah itu yang sekarang prospek untuk pasaran luar negeri. Sebenarnya edukasi dari pemerintah kepada masyarakat petani kopi, sangat perlu dilakukan. Pemerintah harus fokus pada potensi peningkatan ekspor, dan petani kopi diajak kerjasama untuk menanam dan membudidayakan kopi Arabika Jawa ini,” sambung politisi NasDem tersebut.
Menurut Iwan, semestinya ada koordinator yang ditunjukkan oleh pemerintah untuk melakukan pengawasan, terkait kebutuhan permintaan pasar luar negeri. Sehingga ketika banjir order Java Arabica Cofee, Indonesia, khususnya Jawa Timur sudah ready.
“Di sini ada sesuatu yang diumpamakan sebagai benang putus. Umpamanya sekarang itu kebanjiran order Java arabika, tapi masyarakat tidak tahu, dan tidak paham bagaimana membedakan taste Java Arabica Cofee dengan kopi jenis lain. Edukasi dari pemerintah bukan hanya sekedar edukasi tapi juga harus ada suporting dari pemerintah. Kan harus ditunjukkan dulu itu jenis kopi apa yang potensi itu, kalau Java Arabica Cofee yang potensial untuk ekspor, sekaligus dibantu untuk peningkatan produksinya. Pemerintah juga memfasilitasinya itu dengan membuka pintu kemudahan ekpor, disamping memberikan informasi kepada masyarakat petani kopi supaya mereka punya pengetahuan dalam mengembangkan SDM maupun potensi daerahnya,” pungkasnya.(Yul)