IWAPI dan KADIN Institute Kerjasama Cetak Pengusaha Handal

  • Whatsapp
Perjanjian kerjasama (MoU) yang ditandatangani Ketua DPD IWAPI Jatim, Hj Susmiati Rahmawati, dan Direktur Kadin Institute Jatim, Jamhadi, di kantor Kadin Jatim di Surabaya, Rabu (11/9/2019) malam

SURABAYA, beritalima.com | Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Jawa Timur dan Kadin Institute Jawa Timur melakukan perjanjian kerjasama dalam mencetak kader-kader pengusaha handal di daerah ini.

Perjanjian kerjasama (MoU) ini ditandatangani Ketua DPD IWAPI Jatim, Hj Susmiati Rahmawati, dan Direktur Kadin Institute Jatim, Jamhadi, di kantor Kadin Jatim di Surabaya, Rabu (11/9/2019) malam.

Dalam acara itu Hj Susmiati Rahmawati menjelaskan, sebagai bagian dari Kadin, IWAPI ingin membantu Kadin Institue khususnya untuk magang dan berbagi pengalaman serta mengakomodir lulusan Kadin Institute yang belum mendapatkan pekerjaan.

“Anggota IWAPI itu para pengusaha di berbagai bidang sehingga bisa memberikan pengalaman atau kesempatan magang bagi mahasiswa Kadin Intitute hingga membuka lapangan kerja bagi lulusan yang belum mendapatkan pekerjaan,” ujarnya.

Selain itu dalam kesempatan ini Susmiati juga mengutarakan tentang pelaksanaan Rakernas IWAPI di Surabaya yang dipanitiai IWAPI Jatim, yang berakhir hari itu. Dia mengatakan, hasil Rakernas akan disosialisasikan ke pengurus cabang, sehingga mereka bisa bersinergi dengan pemerintah daerah setempat.

Direktur Kadin Institute Jatim, Jamhadi, mengatakan kerjasama ini bertujuan untuk mempertemukan kaum wanita pengusaha yang begitu telaten, cekatan untuk menangkap ide-ide Kadin Institute dan ditularkan kepada pengusaha wanita lainnya.

Dicontohkan Jamhadi, bagaimana cara mengangkat UKM dan IKM kalau dikolaborasikan dengan IWAPI, pasti bakalan cepat berkembang. Dia juga menyebut model UKM industri yang dikembangkan industri komunal.

“Makanya cukup dimaksimalkan spesifikasinya, namun yang mengerjakan adalah ibu-ibu di sekitar lokasi UKM industri. Dengan begitu industrinya akan berkembang,” jelasnya.

Selanjutnya, komunal branding juga harus dibuat di masing-masing daerah dan jangan sampai nanti hadir organizer lalu produknya kembar.

“Saya lihat Trenggalek dan Pamekasan sudah melaksanakan, sedangkan daerah-daerah lain belum terlihat serius, sehingga memang diperlukan gerakan diantaranya melalui MoU dengan IWAPI ini,” katanya.

“Dengan adanya MoU tadi kami ingin mengembalikan marwah industri di negeri sendiri supaya subtitusi industri bisa terjadi,” tandas Jamhadi.

Prinsip dari kerjasama itu adalah memperkuat industri, supplay dan konsumsi. Sebab konsumsi itu 50 persennya adalah trigger atau mesin pertumbuhan ekonomi industri. Sehingga simbiosis mutualisme dengan IWAPI ini bisa menjadi penguatan industri dan meningkatkan kontribusi PDRB dari industri. (Ganefo)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *