MADIUN, beritalima.com- Beragam upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur, untuk mempersiapkan Kota Layak Lansia. Upaya ini ditindaklanjuti oleh tim penilai dari tingkat Provinsi Jawa Timur dengan meninjau ke lapangan. Khususnya, terkait kelengkapan sarana-prasarana (sarpras) yang ada.
Dalam kegiatan peninjauan itu, tim juri tak hanya melihat lokasi penilaian. Tetapi, juga mengunjungi Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Suara Madiun, yang merupakan stasiun radio milik Pemkot Madiun. Itu karena komunikasi dan informasi masuk menjadi salah satu indikator penilaian dari tim juri.
“Penekanannya, sejauh mana pemerintah daerah sudah memfasilitasi lansia yang produktif agar lebih sejahtera,’’ tutur ketua Komisariat Daerah Lanjut Usia (Komda Lansia) Provinsi Jawa Timur, Dr. Edy Purwanto, usai melihat program siaran LPPL Suara Madiun yang dikhususkan untuk para Lansia di Kota Madiun, Selasa 21 Mei 2019.
Pengembangan kawasan ramah lansia, lanjutnya, harus didukung oleh masyarakat sendiri. Tidak hanya fasilitas yang diberikan dari pemerintah saja. Tapi, secara keseluruhan.
Penilaian Kota Ramah Lansia, paparnya, merupakan upaya percepatan perwujudan kesejahteraan lanjut usia. Hal ini juga berdasarkan keputusan Kemensos Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Ramah Lansia.
Meskipun peraturan itu baru dikeluarkan pada tahun 2017, provinsi Jatim mendahului daerah lainnya. Salah satunya seperti yang terlaksana di Kota Madiun. Apalagi Kota Madiun saat ini sudah memasuki peringkat lima besar dari 38 kota/kabupaten se-Jatim.
“Tahun ini sudah tahun kedua, dan selamat untuk Kota Madiun sudah terbukti masuk lima besar dari 38 kebupaten/kota se-Jawa Timur,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengelolaan Media Publik Diskominfo Kota Madiun, Juvita Rosa, menuturkan, LPPL Radio Suara Madiun selalu menginformasikan kegiatan Pemkot Madiun. Dimana program siaran maupun media informasi lainnya juga melibatkan lansia untuk lebih produktif.
“LPPL Suara Madiun memberikan wadah para lansia untuk menikmati budaya. Ada progam spektrum seni budaya, terminal nada juga galeri nada. Program-program ini mayoritas diikuti para lansia di Kota Madiun dan daerah yang dapat menjangkau frekuensi LPPL Suara Madiun,” terang Juvita.
Dengan diwadahi LPPL Suara Madiun, ungkapnya, diharapkan para lansia selalu bahagia menjalani aktivitasnya sehari-hari. Juga bisa berbagi pengalaman sesama lansia. Selain itu, dapat memberikan hiburan kepada lansia.
“Para bapak-ibu ini bisa menyalurkan potensinya, sehingga mereka tetap terjaga kebahagiaan yang berimbas pada angka harapan hidupnya meningkat,” imbuhnya.
Juvita menambahkan, salah satu paguyuban para lansia yang ada di Kota Madiun adalah Paguyuban Retno Dumilah. Paguyuban ini yang biasa diajak mengembangkan potensinya serta menginformasikan agenda Pemkot Madiun yang berkaitan dengan lansia.
“Paguyuban Retno Dumilah yang biasa diajak siaran di LPPL Suara Madiun. Bahkan tak hanya di radio saja, tayangan juga bisa dinikmati di media sosial yang dikelola oleh Dinas Kominfo. Juga ada di media cetak juga mewadahi informasi untuk para lansia,” jelasnya.
Dengan adanya kawasan ramah lansia, diharapkan daerah bisa menampilkan lansia keluar dari stigma lamanya. Yakni, bahwa lansia adalah beban. Stigma itu perlu diubah. Caranya, dengan menjadikan lansia tetap sehat, mandiri, dan aktif. Sehingga menjadi lansia yang produktif dan mampu berperan aktif di lingkungannya. (Sumber Kominfo. Editor: Dibyo).