Jaga Kesucian Ramadan Ditpolair Polda Jatim Bersih – Bersih Kondom Di Pulau Tabuhan

  • Whatsapp

Banyuwangi Beritalima.com – Kesucian Ramadan 1438 H menjadi atensi Ditpolairud Polda Jatim untuk dijaga. Jalan yang ditempuh tentu saja dengan meningkatkan aktivitas patroli perairan. Di Banyuwangi, tiga personil Ditpolair Polda Jatim yang tergabung dalam Kapal Polisi (KP) X-1006 menyisir Pulau Tabuhan.

Mengapa pulau terdepan Bumi Blambangan yang dituju? Prioritas utamanya adalah memberi penyadaran kepada para wisatawan yang berlibur di pulau tanpa penghuni itu agar tidak melakukan perbuatan yang melanggar norma hukum. Misalnya, melakukan hubungan asusila ketika menikmati birunya air laut dengan hempasan angin yang cocok untuk kiteboarding.

Masalahnya, ada keluhan dari wisatawan asal Sdioarjo yang merasa tidak nyaman ketika berlibur di Pulau Tabuhan. Ungkapan itu disampaikan kepada pemandu wisatanya yang kemudian didengar oleh Ketua Pokmaswas Pesona Bahari Abdul Azis. Informasi itulah yang kemudian mendorong tiga awal KP X-1006 untuk berlayar menuju pulau yang berada di segitiga emas antara Bali – Banyuwangi.

Dipimpin Komandan Kapal Bripka Andrie Awan rombongan Ditpolair Polda Jatim bergerak menuju pulau yang berhadapan dengan Pantai Kampe Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Meski jaraknya dekat dari situ, tapi rombongan kecil ini memilih berangkat dari Pantai Grand Watudodol (GWD) di sisi selatan Kampe. Karena KP X-1006 sedang doking, akhirnya perjalanan menuju pulau berpasir putih tersebut dilakoni dengan menumpang kapal kayu milik salah satu pengelola wisata Pesona Bahari.

Gelombang tinggi tidak terlalu menghambat perjalanan menyisir pulau yang sempat menjadi perdebatan hangat antara kalangan tokoh agama dengan anggota dewan saat hearing pekan lalu. Kurang lebih 45 menit kapal kayu yang membawa rombongan Bripka Andrie bersama dua anggotanya, Bharatu Jimy Adri Setiawan dan Bharatu Krisna Yudha Penggayo, tiba di Pulau Tabuhan.

Begitu sandar di bibir pantai, tiga personil Polairud langsung berjalan menuju arah bangunan mercusuar. Tujuannya untuk mencari bukti alat kontrasepsi yang menurut aduan wisatawan banyak ditemukan di sana. Kawasan pesisir terus disisir. Namun tak satupun bukti yang didapat. Masih penasaran, bagian dalam hutan juga diobok-obok. Tapi cuma bekas tisu basah yang mulai mengering didapat.

“Dari bekasnya mungkin sampah yang kita cari disapu gelombang sehingga tidak ada. Kita akan koordinasi dengan beberapa pengelola wisata bahari agar memberi arahan pada wisatawan yang nge-camp supaya tidak berbuat asusila di pulau ini. Apalagi sampai membuah bekas alat kontrasepsi sembarangan,” tegas Bripka Andrie.

Fokus utama patroli perairan memang tidak membuahkan bukti. Tapi tiga personil berseragam lengkap itu tahu dari dekat bagaimanan kondisi Pulau Tabuhan penuh sampah. Tidak hanya kayu, sampah botol dan plastik bahkan berserakan di sepanjang pesisir sisi timur dekat bangunan mercusuar.

“Wisatawan kita belum sadar tentang pentingnya menjaga kelestarian laut. Membuang sampah di perairan adalah terlarang, tapi masih saja dilakukan. Persoalan ini akan menjadi prioritas kita agar masyakarat turut peduli kebersihan laut,” ungkap bintara yang kini menetap di Jangkar, Situbondo.

Lelah menyisir pantai tanpa hasil, tiga pe rsonil polisi itupun beristirahat di sebuah warung. Sambil menikmati pisang goreng hangat plus sajian es teh, bedak warung dari bambu menjadi area melepas lelah sambil berdiskusi. Pemilik warung dan beberapa wisatawan menjadi pendengarnya. Sementara wisatawan yang lain terlihat asyik menceburkan diri ke pantai yang airnya bergradasi antara biru tua dan hijau muda. (Abi)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *