SURABAYA, beritalima.com – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengawali pagi ini dengan jalan-jalan bersama belasan pengurus dan anggota forum Pemimpin Redaksi (Pemred), Jumat (8/2/2019). Di sela-sela jalan-jalan itu, Wali Kota Risma memaparkan berbagai program dan terobosan yang telah dibangun di Kota Surabaya selama kepemimpinannya.
Jalan pagi itu dimulai dari sisi timur Taman Surya sambil menunjukkan Taman Bicara di tempat tersebut. Taman itu ketika ada yang mendekat akan berbicara dan menjelaskan berbagai tanaman yang ada di sekitarnya. Setelah puas mengitari Taman Surya, mereka pun berfoto ria dengan Wali Kota Risma.
Selanjutnya, para Pemred ini diajak masuk ke ruang kerjanya dan ditunjukkan monitor besar yang menampilkan rekaman CCTV yang disebar di berbagai titik di Kota Surabaya. Saat itu, Wali Kota Risma menjelaskan bahwa CCTV yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya ini sudah bisa mendeteksi pelanggaran lalu lintas dan hal-hal yang tidak diinginkan di Surabaya.
“Jadi, kalau ada yang melanggar lalu lintas, nanti akan terekam oleh kamera ini dan langsung dikirim ke rumahnya surat tilangnya. Ini mata saya untuk mengetahui kondisi Surabaya,” kata Wali Kota Risma.
Bahkan, saat itu Wali Kota Risma menunjukkan cara kerjanya dalam mengontrol seluruh pompa air yang ada di Surabaya. Kala itu, ada salah satu pompa yang harus dinyalakan, sehingga dengan handy talkie-nya, ia meminta salah satu petugas pompa air untuk menyalakan pompanya. “Pak, tolong pompanya itu dinyalakan, jangan sampai airnya segitu,” kata Wali Kota Risma melalui HT-nya. “Siap 86 ibu,” sahut salah satu petugas pompa air menjawab perintah Wali Kota Risma dari HT.
Menjelang keluar dari ruang kerja Wali Kota Surabaya, ada salah satu Pemred yang menanyakan tentang penghargaan yang memenuhi hampir seluruh ruangan Wali Kota Risma. Ia pun menunjukkan beberapa penghargaan yang berhasil diraihnya, baik penghargaan nasional maupun internasional. “Ini deretan penghargaan internasional dan ini yang nasional, ini yang penghargaan Lee Kwan Yew Award. Jadi, setahun itu biasanya sekitar 30 sampai 40 penghargaan yang kami raih,” ujarnya. “Yang paling berharga bagi Bu Risma yang mana?” timpal salah satu Pemred.
“Yang paling berharga itu adalah penghargaan disabilitas. Saya menerimanya di Jawa Tengah. Itu paling berharga bagi saya karena berarti saya sudah bisa adil pada semua warga Surabaya, termasuk para disabilitas, meskipun masih ada beberapa aspek yang harus saya kembangkan,” kata dia.
Setelah puas menyaksikan berbagai terobosan dan penghargaan Wali Kota Risma, rombongan Pemred ini diajak ke rumah dinas Wali Kota Surabaya di Jalan Sedap Malam. Di rumah dinas, para Pemred ini diajak sarapan pagi dengan makanan khas Surabaya beserta minuman-minuman hasil karya para UMKM Surabaya. Selanjutnya, Wali Kota Risma kembali memaparkan berbagai program Surabaya, mulai dari pembangunan taman, pembangunan jalan baru selama kepemimpinannya, penanganan pengamen dan dijelaskan pula Command Center 112 yang merupakan layanan tanggap darurat Pemkot Surabaya. “Saya juga pernah buat 105 lapangan futsal dalam waktu setahun, sekarang fasilitas olahraga itu menyebar di berbagai titik di Kota Surabaya, termasuk di perkampungan,” tegasnya.
Setelah itu, mereka diajak naik Suroboyo Bus menuju Siola. Di gedung ini, para Pemred diajak melihat langsung Command Center 112 dan sempat berkomunikasi dengan beberapa petugas di dalamnya. Mereka pun diajak masuk ke ruang Puspaga dan berlanjut lagi ke Koridor Co-Working Space, tempat anak muda Surabaya mengasah kemampuannya dalam mengembangkan startup. Akhirnya, mereka pun diajak balik lagi ke kediaman Wali Kota Surabaya dengan naik Suroboyo Bus.
Seusai pertemuan dengan Forum Pemred, Wali Kota Risma menjelaskan bahwa media atau pers itu diharapkan bisa menjelaskan dan menyampaikan kepada khalayak umum, terutama para kepala daerah supaya tidak pernah menyerah dalam memajukan daerahnya dan mensejahterakan warganya.
“Saya sering ditanya kenapa program-program ini tidak disebarkan ke daerah lain? Saya ngomong kita ini lho terbuka, saya juga tidak pernah menutup-nutupi. Saya juga tidak ingin ilmu dan pengetahuan yang saya miliki dibawa mati. Untuk apa? Katanya kan pahala yang tidak pernah berhenti itu ilmu. Oleh Karena itu, silahkan (yang mau belajar ke Surabaya)!” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Forum Pemred yang sekaligus Pemred Grup SWA Kemal E Gani mengaku sangat mengapresiasi dan menghargai berbagai upaya yang dilakukan oleh Wali Kota Risma dalam membangun Surabaya. Bagi dia, apa yang dilakukan oleh Wali Kota Risma dalam membangun Surabaya merupakan contoh sebuah daerah yang dikelola dengan efektif dan efisien. Terlebih lagi dengan anggaran yang sangat terbatas, sehingga harus benar-benar dimanfaatkan dengan baik dan efektif.
“Kami berharap apa yang telah dilakukan oleh Wali Kota Risma bisa juga dijalankan dan dicontoh oleh kota-kota atau daerah lainnya, sehingga daerah lain bisa belajar ke Surabaya,” kata dia.
Selain itu, dia juga berharap forum Pemred ini bisa terus mengupdate perkembangan Surabaya secara berkala. Alhasil, keberhasilan dan capaian-capaian yang telah dilakukan bisa dipublikasikan kepada masyarakat umum. “Saya harap pertemuan ini bisa berlanjut supaya kami bisa terus mengupdate secara berkala kemajuan Surabaya,” pungkasnya. (*)