ACEH, Beritalima – Jambore Nasional Bebas Sampah resmi dimulai, Jumat (10/11/2017) pagi, yang ditandai dengan apel bersama seluruh delegasi dari 34 provinsi se-Indonesia di Hutan Kota Tibang, Banda Aceh.
Bertindak sebagai pembina apel Asisten Pemerintahan Keistimewaan dan Kesra Setdako Banda Aceh Bachtiar yang pada kesempatan itu mewakili wali kota. Di antara tamu undangan terlihat hadir Kepala DLHK3 T Samsuar, Camat Syiah Kuala Fahmi, dan Keuchik Tibang Mahyuddin Makam. Hadir pula Ketua TP-PKK Banda Aceh Nurmiaty Aminullah Usman.
Dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Bachtiar, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menyampaikan komitmen Pemerintah Kota Banda Aceh untuk mewujudkan kesadaran semua pihak dalam menjaga lingkungan yang bersih.
“Kegiatan jambore nasional bebas sampah ini diharapkan dapat menjadi momen bagi para pihak terkait di Kota Banda Aceh dalam membuka wawasan dan pengetahuan baru dalam memahami lingkungan hidup yang bersih khususnya pengetahuan pengelolaan sampah,” katanya.
Wali Kota juga mengharapkan ajang ini benar-benar dapat menjadi wadah komunikasi nasional dalam rangka menjaga semangat dan mempererat tali silahturahmi antar kolaborator yang peduli terhadap isu persampahan dari seluruh Indonesia.
“Mari kita gunakan momen ini untuk saling berbagi ide-gagasan, bertatap muka, berdiskusi, berbagi cerita tentang keresahan-keresahan yang dialami di masing-masing daerah, serta membangun semangat dan solusi untuk terus bergerak melangkah maju bersama-sama menuju Indonesia #BebasSampah2020.”
Untuk mewujudkan gagasan mulia tersebut, sambungnya, diharapkan pula peran serta masyarakat sipil, pemerintah, media, tokoh masyarakat dan swasta/industri. “Bebas Sampah tidak akan mungkin terwujud tanpa upaya dan tindakan signifikan dari kita semua termasuk pihak industri dalam mengontrol desain produk dan kemasan, manufaktur proses dan penentuan bahan yang benar-benar aman bagi lingkungan,” pungkasnya,’’
Jambaro Nasional Bebas Sampah 2107 merupakan yang kedua kali dilaksanakan setelah dilaksanakan di Kota Solo pada 2016 lalu. Tahun ini Banda Aceh terpilih menjadi tuan rumah, dengan jumlah peserta yang hadir sekira 300 peserta dari 34 provinsi se-Indonesia.’’ (Aa79)