ACEH BESAR – Dalam rangka memperingati hari Pahlawan, Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayjen TNI Moch. Fachrudin melakukan tabur bunga di perairan Malaka, Jum’at sore (10/11/2017). Penaburan bunga tersebut juga dilakukan oleh para keturunan Pahlawan Nasional Laksamana Keumalahayati.
Pada puncak peringatan Hari Pahlawan yang berlangsung khidmat ini,di tandai dengan upacara penghormatan kepada para arwah pahlawan dan mengheningkan cipta setelah itu dilanjutkan pelarungan bunga dan penaburan bunga ke laut diatas kapal KRI Teluk Gilimanuk 531 yang didatangkan dari Kota Pahlawan ”Surabaya” Upacara taburbunga dipimpin oleh Inspektur Danlanal Sabang Kolonel Kiky. Sementara Komandan Upacara Mayor Yoni N.K.
Pangdam mengatakan, penaburan bunga yang dilakukan di tengah laut, sejauh 2 mil dari dermaga Pelabuhan Malahayati, ini salah satu bentuk penghormatan dan mengenang jasa-jasa Pahlawan, khususnya mengenang jasa Laksamana Keumala Malahayati seorang Pahlawan Nasional Keturunan Aceh.
“Kita harus hormati dan mengenang para jasa pahlawan. Tanpa mereka kita tidak ada apa-apanya. Sudah seharusnya kita meneruskan perjuangan para pahlawan,” ujar Pangdam.
Pada kesempatan itu, Pangdam mengajak kepada rakyat Indonesia untuk menggelorakan semangat para pahlawan dalam membangun bangsa dan negara ini ke depan.
“Ingatkan bahwa bangsa yang besar adalah yang menghargai jasa para pahlawan bangsa,” ucap Pangdam.
Dalam kegiatan tersebut, Pangdam Iskandar Muda selaku pimpinan ziarah meletakkan karangan bunga dan tabur bunga di pusaran makam Laksamana Keumalahayati dan dikuti oleh para pejabat dan unsur Forkopimda Aceh.
Selain itu, dalam upacara ziarah ini juga dibacakan surat keputusan Presiden RI tentang pengangkatan Laksamana Keumalahayati sebagai Pahlawan Nasional. Dengan pengangkatan sebagai pahlawan nasional, kini Provinsi Aceh telah di anugerahkan tiga pahlawan wanita Aceh yaitu, Cut Nyak Dien Cut Mutia dan Laksamana Keumalahayati.
Diketahui, Keumala Hayati atau yang lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati adalah seorang pejuang perempuan Aceh yang gagah berani melawan kolonial Belanda. Sejarah mencatat bahwa wanita tangguh tersebut merupakan pemimpin perempuan pertama di dunia dan ditakuti oleh musuh-musuhnya,’’(Aa79)
