Jangan Gampang Beri KTP Kepada Orang Yang Gak Jelas Peruntukkannya

  • Whatsapp

Jombang | beritalima.com – KTP masih menjadi incaran bagi pemalsu KTP dengan cara mengkletek foto dan mengganti nama agar bisa mendapat bantuan pinjaman dan penyalagunaan lain. Intinya jangan gampang memberi identitas kepada orang yang belum dikenal secara utuh.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Jombang Masduqi, menjelaskan bahwa salah satunya nomor induk kependudukan yang dapat dipakai secara nasional untuk pelayanan publik.

“Makanya harus hati – hati dalam memanfaatkan KTPnya sendiri. Berbeda dengan ATM hanya digunakan untuk perbankan saja sedangkan KTP digunakan untuk semua pelayanan public. Oleh karena itu harus betul hati – hati dalam memberikan data perorangan,” jalasnya, Senin (7/3/2022).

Lebih lanjut dikhawatirkannya memberikan KTP kepada orang yang belum jelas peruntukkannya, sampai saat ini pemerintah pusat belum mengeluarkan aturan tentang pemberian KTP kepada orang lain. Ia pun tidak mempermasalahkan kepada orang yang menutup nomor induknya agar tidak bisa dibaca orang lain ketika memberikan KTP kepada orang lain yang belum jelas peruntukkannya untuk apa.

”Dicoret NIK nya boleh – boleh saja namun mau gak bila yang dikirimi nomor NIK nya tidak bisa terbaca untuk data pinjaman karena dasarnya NIK. Kalau nama boleh sama satu kampung dengan RT/RW yang sama mungkin ada 2-3 orang yang sama,” tandas Maduqi kepada beritalima.com di kantornya.

Masih lanjut Masduqi, intinya jangan gampang memberi identitas kepada orang yang belum dikenal secara utuh karena data kependudukan merupakan identitas tunggal perorangan yang semua pelayanan publik akan memanfaatkan data itu.

“Tidak semua orang begitu muda membuka NIK karena NIK yang ada di KTP seorang yang kita gak tahu jelas NIK nya siapa. Orang kan bisa ganti kadang – kadang dikletek fotonya KTP diganti,” tandasnya.

Namun ditegaskan Masduqi, secara sistem ketahuan yang ada dalam KTP, namun seperti yang terlihat di luar belum tentu sama dengan yang ada di dalam chipnya. Di dalam sistem lanjutnya, akan muncul datanya siapa namun setelah dicek ternyata KTP palsu.

Ditegaskan Masduqi secara sistem diketahui identitas yang sebenarnya. Seperti tampak luar KTP belum tentu sama dengan yang ada di dalam chipnya KTP.

“Jadi yang dikhawatirkan penyalahgunaan kecuali kalau perbankan atau diminta oleh aparatur untuk mengetahui kebenaran identitas,” pungkasnya.

Repoeter : Dedy Mulyadi

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait