Jombang | beritalima.com – Dokter Gigi (drg) Spesialis Konservasi Gigi, Adeline Jovita Tambayong, Sp.KG menyarankan, jangan nunggu sakit, periksakan gigi Anda secara rutin, setidaknya dua kali dalam setahun untuk menghindari sakit gigi parah. Lebih baik mencegah daripada mengobati.
Demikian pesan yang disampaikan dokter spesialis gigi saat dialog dalam Humas RSUD Menyapa. Dialog dengan tema “Perawatan Saluran Akar untuk Mempertahankan Gigi” , dipandu host Giannita Prayoga berlangsung secara santai tapi khidmat.
Betapa tidak, Sakit gigi bagi sebagian warga masyarakat, hingga kini masih disepelekan. Hal ini terlihat dari kunjungan pasien ketika datang ke Poli Gigi RSUD Jombang. Mayoritas dari 30 – 35 orang pasien datang per hari sebelum pandemi Covid-19 sudah dalam kondisi sakit. Bahkan kadang dalam keadaan gusi, pipi bengkak, lantas minta dilakukan tindakan medis.
Yang sesungguhnya harus dilakukan pasien, kata dokter gigi Adeline, panggilan akrabnya, adalah melakukan pemeriksaan rutin sebelum ada gejala sakit. Kalaupun gigi sudah sakit atau dalam keadaan akut,gigi tersebut tidak bisa dilakukan perawatan melainkan pasien harus minum obat terlebih dahulu.
“Apabila bengkak, maka harus dilakukan pengobatan terlebih dahulu untuk sembuh,terang drg.Adeline Jovita Tambayong, dokter berusia 31 tahun kelahiran Surabaya ini.
Menurut Alumni Fakultas Kedokteran Univeristas Airlangga (Unair) tahun 2014 ini, pencabutan gigi dapat menyebabkan berbagai masalah baru seperti berkurangnya daya kunyah,gangguan pada sendi rahang karena beban kunyah yang tidak seimbang dan gigi akan berubah letaknya.
Keluhan pasien yang datang ke Poli Gigi yakni saat gigi berlubang. Kemudian minta dicabut. Padahal gigi yang berlubang tidak harus dicabut, melainkan dirawat, untuk kemudian bisa ditambal. Jika tidak terlalu dalam lubangnya akan memudahkan penanganannya. Tetapi jika lubang terlalu dalam dan terkena saraf maka dilakukan perawatan saraf terlebih dahulu sebelum giginya ditambal untuk menghindari pencabutan. “Ini tergantung keadaan lubang giginya,” tandas ibu muda satu putra ini.
Untuk perawatan atau kontrol, katanya, setidaknya dua kali dalam setahun. Agar sebelum gigi berlubang, kesehatan gigi harus terjaga.
“Andai belum berlubang atau mungkin mulai ada titik hitam, maka perlu pengolesan flour, untuk mencegah gigi berlubang atau dilakukan penembelan, biar nyaman,” tukasnya.
Upaya untuk menjaga kesehatan gigi, setiap orang wajib menjaga kesehatannya, misalnya mengurangi makanan manis, tidak banyak ngemil makanan. Kalaupun banyak konsumsi makanan, solusinya harus banyak berkumur, minum air putih, atau menggosok gigi minimal dua kali dalam sehari.
Alumnus Spesialis Gigi dari Unair tahun 2018, yang langsung bertugas di Poli Gigi RSUD Jombang pada tahun yang sama ini, menyarankan orang tua untuk mengajak putra-putrinya mengajak kontrol keadaan gigi putra-putranya lebih awal.
Dan memperkenalkan anak pada dokter gigi terlebih dahulu sehingga anak tidak takut untuk periksa ke dokter gigi. Biasanya dokter gigi memperkenalkan anak pada alat-alat dokter gigi beserta fungsinya pada pertemuan pertama sehingga anak tidak trauma ke dokter gigi.
Pelayanan poli Gigi buka dari hari senin – jum’at.Untuk hari senin-kamis pendaftaran dibuka jam 07.00-12.00 WIB dan untuk hari Jum’at 07.00-11.00 WIB. Namun berbeda pada bulan Ramadhan jam buka pendaftaran hari senin-kamis jam 07.30-11.00 WIB dan Jum’at jam 07.30-10.00 WIB. Poli Gigi RSUD Jombang bukan hanya melayani perawatan gigi sakit, melainkan dengan didukung oleh tiga orang dokter spesialis gigi.
Pemasangan behel untuk meratakan susunan gigi yang berdesakan. Pemasangan behel gigi akan ditangani oleh spesialis orthodontis gigi, drg Alvina Mudyandari Sp.Ort
drg.Rahardi Satrya Sp.Perio yang menangani jaringan penyangga gigi seperti gusi dan tulang.
Pemicu sakit gigi atau penyebab gigi berlubang, menurut dokter adeline disebabkan oleh banyak faktor,bukan karena makanan manis saja. Salah satunya adalah kualitas air liur.Air liur yang memiliki pH asam cenderung mudah untuk menyebabkan gigi berlubang.
Menurut dokter adeline, kondisi kerusakan gigi bisa dibedakan pada tiga macam. Yaitu Karies berdasarkan kedalamannya. Karies Superfisial, yakni karies yang hanya mengenai email. Karies Media, yakni karies yang mengenai email dan telah mencapai setengah dentin. Karies Profunda, yakni karies yang mengenai lebih dari setengah dentin dan bahkan menembus pulpa.
“Kondisi karies atau kerusakan gigi ini menentukan upaya tindakan medis, bervariasi diantaranya mencapai 5-7 kali, tergantung kondisi riil gigi pasien. Jadi mohon maklum tidak cukup sekali,” tutup drg Adeline Jovita Tambayong.
Reporter : Dedy Mulyadi