beritalima.com | Di era keterbukaan seperti sekarang ini, era revolusi industri 4.0 jejak digital seseorang bisa ditemukan dengan mudah dalam bentuk foto, vidio, maupun informasi-informasi di media sosial. Jejak digital sanggup mendiskripsikan dengan baik siapa seseorang. Manfrediz, analis IDC (International Data Corp), mengatakan “tak ada jalan yang sebenar-benarnya hilang dari jejak digital, kecuali Anda ialah seorang pertapa”.
Definisi jejak digital adalah segala rekaman jejak perjalanan seseorang yang terekam melalui aplikasi-aplikasi smartphone, seperti GPS, media sosial, bahkan email.
Jejak digital akan dengan mudah mengetahui track record atau informasi perilaku seseorang pada masa lalu yang masih relevan dengan kondisi saat ini. Bisa jadi jejak digital ini akan sangat membantu dalam menseleksi penerimaan calon Kepala Daerah, calon Bupati dan Wakil Bupati, calon Walikota dan wakil Walikota. Masyarakat seharusnya mengetahui jejak digital seorang calon yang akan menjadi orang nomor satu di daerahnya, dan pemimpin yang akan menjadi lokomotif di kotanya.
Jika seorang calon Bupati dan Wakil Bupati, calon Walikota dan wakil Walikota tersebut jejak digitalnya jelek, sudah pasti jika nanti diberikan kepercayaan memimpin suatu daerah sepak terjangnya juga kurang bagus. Grusa-grusu, tanpa memperhatikan kemajuan daerahnya, dan hanya mementingkan dirinya sendiri, keluarga, serta kelompoknya saja. Sudah sepatutnya sikap pemimpin yang seperti itu kita tidak memilihnya. Karena akan membuat keadaan menjadi kacau balau, dan akhirnya masyarakat juga yang menjadi korbannya.
Calon Kepala Daerah seharusnya adalah orang-orang yang sudah selesai dengan penghidupannya. Mereka mampu secara materi, ilmunya juga mumpuni, punya pengalaman dan jejak digitalnya pun bagus.
Pemilihan Kepala Daerah serentak yang jatuh pada bulan September 2020 nanti mari kita jadikan contoh yang baik bagi alam demokrasi kita. Anak muda generasi penerus bangsa, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan cendekia kampus harus berperan aktif untuk mengawal proses pemilihan Kepala Daerah, supaya bisa berjalan dengan jujur, adil, aman, dan berkualitas. Dengan demikian Kepala Daerah yang terpilih nanti sesuai denfan harapan masyarakat. Bisa mengemban tugas dengan baik, melaksanakan program kerjanya tepat waktu dan memenuhi janji-janjinya yang telah disampaikan kepada masyarakat waktu kampaye.
Menjadi harapan besar kita semua, calon Kepala Daerah yang terpilih bisa mengayomi masyarakat. Bekerja besar tanpa pamrih demi kemajuan daerahnya dan kesejahteraan masyarakat.
Bagaimanapun juga kalau proses awalnya sudah baik, hasil akhirnyapun akan baik, begitu sebaliknya. Kami percaya, masyarakat kita sudah melek dalam berdemokrasi, cinta damai, dan mengedepankan akal sehat. Musyawarah mufakat harus kita kedepankan dalam menyelesaikan masalah. Tindakan sewenang-wenang, kurang terpuji, dan main hakim sendiri sudah tidak jamannya. Tidak cocok buat negara kita yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
Dengan mengetahui jejak digital seorang Kepala Daerah menjadi nilai tambah tersendiri. Supaya kita tidak memilih kucing dalam karung, salah dalam memilih calon Kepala Daerah, pemimpin sejati. Seorang Kepala Daerah yang jejak digitalnya bagus, berjiwa besar, jujur, sederhana, pasti akan bekerja besar demi kemajuan Daerah dan kesejahteraan rakyatnya.
Jika negara ini ingin maju, sekaranglah waktunya kita mempunyai seorang Kepala Daerah yang mumpuni. Seorang Kepala Daerah yang punya kemampuan managerial memimpin kota atau daerahnya, dan mau mendharma baktikan ilmu pengetahuannya demi kemajuan daerah, serta kesejahteraan warga masyarakat. Jejak digital calon Kepala Daerah itu penting dan perlu kita ketahui. Bagaimana pendapat Anda.
Surabaya, 31 Agustus 2019
Cak Deky