SURABAYA, beritalima.com- Menjelang perayaan khusus dan hari besar keagamaan, seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru), ketersediaan stok pangan menjadi salah satu hal yang selalu diantisipasi oleh pemerintah. Langkah ini dilakukan agar tidak terjadi inflasi yang menyebabkan perekonomian nasional tak seimbang.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menggelar high level meeting dan rapat koordinasi wilayah TPID Jatim yang berlangsung di ruang rapat Singosari lantai V Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jatim di Surabaya, Kamis 12 Desember 2019.
Menghadiri kegiatan tersebut, Walikota Madiun, H. Maidi, memastikan bahwa stok bahan pangan di Kota Madiun, tetap aman.
“Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir ada lonjakan harga yang signifikan selama Natal dan Tahun Baru,” kata H. Maidi.
Pada kesempatan itu, ia juga berkoordinasi dengan daerah lainnya di wilayah Jatim. Dengan sinergi yang kuat antara satu daerah dengan yang lainnya, diharapkan stok bahan pangan di seluruh wilayah Jatim tetap aman.
Sementara itu dalam sambutannya, Gubernur Jatim? Khofifah Indar Parawansa, mengungkapkan, stok bahan pangan di Jatim saat ini. Diantaranya, beras yang mengalami surplus 2,7 juta ton dan jagung yang mengalami surplus 5,3 juta ton.
Tak hanya itu, pada 2019 Jatim mampu melakukan kawin suntik pada sapi sebanyak 1.710.000 ekor atau 131 persen dari target nasional sebanyak 1.300.000 ekor. Hasilnya angka kebuntingannya sebesar 1.025.000 ekor dan angka kelahirannya sebesar 1.021.000 ekor.
“Dengan demikian, kita sudah melebihi target swasembada daging yang ditetapkan Kementan,” terang Khofifah.
Gubernur juga mengimbau kepada kepala daerah di wilayahnya untuk segera berkoordinasi dengan TPID masing-masing. Harapannya, Natal dan Tahun Baru yang sebentar lagi tiba, dapat segera diantisipasi. Khususnya, terkait stok bahan pangan.
Selain itu, ia juga mengimbau agar setiap kepala daerah mengantisipasi terjadinya bencana yang bisa merusak hasil pertanian.
“Datangnya bencana tidak bisa diketahui. Tapi kita bisa melakukan langkah-langkah antisipasi,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jatim, Diri Ahmad Johansyah, juga mengungkapkan hal serupa. Meski pada November 2019 Jatim berhasil meraih angka inflasi di bawah 3 persen, namun datangnya Natal dan Tahun Baru wajib dipersiapkan sejak dini.
Tak hanya itu, kenaikan cukai rokok yang berpengaruh terhadap harga rokok cukai turut menyumbang angka inflasi. Untuk itu, koordinasi dan sinergi yang kuat antara pemerintahan dan TPID menjadi kunci menekan angka inflasi.
Kegiatan high level meeting dan rapat koordinasi wilayah Jatim juga menghadirkan Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Kasan, dan Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Iskandar Simorangkir.
Keduanya menjelaskan tentang strategi dan peluang menghadapi inflasi mendekati Nataru. (Kominfo).
Ket. Foto: Khofifah (atas), H. Maidi (kanan bawah).