Jembatan Berlubang, Akses Wisata Ziarah Masjid Tegalsari Putus

  • Whatsapp

PONOROGO, beritalima.com– Akibat jembatan berlumbang, akses ke lokasi wisata ziarah Masjid Tegalsari, Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jawa Timur, terputus. Warga dan perangkat desa setempat menutup jembatan menuju area masjid yang didirikan oleh Kyai Hasan Besari, ulama penyebar Islam di Ponorogo, setelah di ujung jembatan muncul lubang menganga selebar sekitar 1,5 meter x 1,5 meter.

Lubang yang muncul pada Rabu (5/10) pagi lalu, saat dua buah truk yang salah satunya bermuatan Raskin Bulog beriringan melintasi jembatan tersebut sekitar pukul 09.00 WIB. Truk pertama berlalu dengan aman, sedangkan truk kedua tiba-tiba terperosok dan muncul lubang.

“Ada dua truk dari arah barat. Truk yang kedua agak oleng saat memasuki jembatan. Ternyata ban kiri belakang mbrosot (terperosok), jembatannya amblong (berlubang). Yang kena beban truk itu,” ujar Kemi, warga sekitar jembatan, Kamis 6 Oktober 2016.

Dikatakannya, truk yang oleng akhirnya banting setir ke kiri dan sempat menyerempet pembatas jembatan. Beruntung, truk yang diperkirakan membawa beras kseitar 7 ton tidak terperosok lebih dalam dan lubang tidak meluas. Truk yang terperosok pun akhirnya ditarik oleh truk kedua.

Kemi menyatakan, sebenarnya penyebab utama munculnya lubang bukanlah truk beras. Sebab akhir-akhir ini plengseng kembatan memang sudah sering rusak. Beberapa kali sudah diperbaiki tetapi selalu ambrol. Tiang jembatan yang dimodifikasi menjadi berbentuk kerucut juga diduga turut mempercepat rusaknya plengseng karena arus yang menggerus semakin kuat.

“Sudah hampir dua tahun terakhir terus terjadi gerusan. Bagian tengahnya justru kuat, tapi yang menempel dengan janggutan (dasar tanah landasan jembatan) kalah oleh air. Akhirnya tinggal aspalnya saja. Nah, kemarin itu mungkin aspalnya sudah tidak kuat sehingga ambles begitu saja,” ungkap Fajar, warga lainnya.

Akibat munculnya lubang, jembatan ditutup sepenuhnya. Warga khawatir terjadi lubang lebih besar bila terus dilalui kendaraan. Warga atau orang-orang yang biasa berziarah di Masjid Tegalsari pun harus memutar melalui jalan lain. Apalagi kalau mereka datang dengan menggunakan bus wisata. Jarak tambahan akibat memutar mencapai sekitar 8 km dengan jalan yang lebih sempit dan kadang bercampur tanah liat karena belum diperkeras.

Dikatakannya, sebenarnya warga sudah sering mengajukan perbaikan plengseng dan jembatan yang dibangun tahun 1980-an ini. Sebab jembatan yang dibangun di era kepemimpinan Soeharto ini dirasa sudah tidak mampu dilewati truk bermuatan berat. Termasuk untuk mengangkut hasil pertanian warga yang semakin meningkat jumlahnya.

Kepala Dinas Pekerjaam Umum Kabupaten Ponorogo, Jamus Kunto, mengatakan, pihanya sudah melihat ke lokasi jembatan yang berlubang tersebut. “Kita sudah ke lapangan dan akan segera mengajukan anggaran untuk perbaikan. Ini karena cukup mendesak karena kerusakan berada di bagian pondasi belakang atau planduk sehingga tidak bisa dilewati oleh kendaraan berat seperti bus wisata para peziarah ke Masjid Tegalsari itu,” ujarnya.

Sebenarnya setelah plengseng tergerus, perbaikannya sudah diajukan ke BPBD dengan dana tanggap bencana yang bersumber APBD. Namun tahun ini dana tersebut sudah habis sehingga diusulkan ke pemerintah pusat. “Dan sampai sekarang belum ada kabarnya,” ungkap Jamus.

Dengan kejadian ini pihaknya akan kembali membuat laporan ke bupati agar ada kebijakan untuk perbaikan jembatan tersebut. Penanganan yang paling mungkin adalah dibuat plengseng lagi kemudian dibuat planduk lagi. “Konstruksi jembatan tidak masalah, tapi kan tidak berfungsi. Maka harus diperbaiki,” pungkasnya. (Dibyo)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *