Jilbab Tidak Mampu Menutup Kebusukan Hati Hanum Rais

  • Whatsapp

Oleh :
*Rudi S Kamri*

Saya tidak tahu bagaimana cara Amien Rais mendidik anak-anaknya. Tapi dari outputnya yaitu kelakuan Hanum Rais, saya menduga ada yang salah dalam pola pengasuhan keluarga mereka. Tradisi keluarga Jawa Islami yang penuh sopan santun dan empati tidak tampak jejaknya sedikitpun dalam diri wanita kampret ini.

Sebenci-bencinya saya dengan seorang Amien Rais, kalau dia meninggal nanti saya tidak akan tega untuk mengatakan kematiannya adalah rekayasa. Meskipun saya tidak akan berduka atas kematian dia kelak, saya tetap akan mengucapkan innalilahi wa innailaihi roji’un. Ada ruang empati yang tersisa dalam diri saya meskipun sudah jadi rahasia umum bahwa salah satu manusia di bumi yang paling saya benci adalah Amien Rais.

Sikap dan ujaran Hanum Rais menyikapi tragedi penusukan Menkopolhukam Wiranto di Pandeglang kemarin, telah menunjukkan dengan jelas bahwa Hanum Rais adalah perempuan bejat yang tidak punya hati nurani dan empati. Tuduhan rekayasa demi anggaran deradikalisasi yang disemprotkan oleh Hanum Rais menunjukkan betapa hitamnya hati perempuan itu, meskipun sekuat tenaga ditutupi dengan jilbab sekalipun.

Sosok Hanum Rais adalah contoh yang baik agar pola pengasuhan kita jangan sampai melahirkan tipikal anak yang busuk hati seperti dia. Tragedi yang mengenaskan yang menimpa Wiranto ternyata salah satunya adalah upaya Tuhan menelanjangi sosok Hanum Rais. Tidak pelak lagi Hanum Rais ada tipikal perempuan penyebar kebencian yang mencoba bertahan di tengah komunitas masyarakat sakit di Indonesia. Rupanya cap perempuan penyebar kebohongan dalam kasus Ratna Sarumpaet ternyata belum mampu memberikan pembelajaran kepada Hanum Rais.

Saya tidak tahu apakah Hanum Rais merupakan bagian dari kelompok radikal yang hendak mengacaukan negeri ini. Tapi yang saya tahu Hanum Rais adalah bagian dari kelompok perempuan gagal yang memaknai busana hijab hanya sekedar penutup tubuh secara fisik. Mereka ini tidak mampu memaknai hijab untuk digunakan sebagai penuntun perilaku baik dan hati yang penuh kasih.

Untuk Pak Wiranto, semoga beliau cepat sembuh dan beraktivitas seperti sedia kala. Dan semoga kasus ini menjadi pembelajaran untuk Badan Intelijen Negara dan pengamanan pejabat agar bekerja lebih produktif dan mengedepankan langkah preventif atau pencegahan. Semoga…..

Untuk Hanum Rais, shame on you !!!

*Salam SATU Indonesia*
11102019

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *