SORONG, Berita lima.com – Anggota Komisi II DPR-RI asal Dapil Papua Barat (Sorong), Jimmy Demianus Ijie, SH menerima tentangan yang disampaikan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sorong, dr Jerry Nikijuluw terkait statement yang dimuat pada salah satu koran lokal dan televisi lokal di Kota Sorong.
“Saya suka dan senang sekali kalau Direktur RSUD Sorong menantang saya untuk membuka bukti terkait statement saya di koran, media online dan televisi lokal. Saya sudah siap biar kita buka bukaan saja supaya semua bisa terang benderang dan biarkanlah masyarakat yang menilai siapa yang kerja benar dan siapa yang kerja tidak benar di atas negeri ini,” terang Jimmy D Ijie saat ditemui media ini di salah satu hotel diseputaran Klademak III, Kelurahan Sorong Kota, Kota Sorong Provinsi Papua Barat, Jumat (8/12) siang tadi.
Dikatakan Jimmy, selaku anggota Dewan saya mempunyai tugas untuk mengoreksi kinerja manajemen RSUD Kabupaten Sorong bukan merasa benci atau untuk mencari kesalahan tetapi untuk dilakukan perbaikan manajemen yang bobrok.
Jimmy mengingatkan bahwa angka kematian orang Papua setiap harinya selalu meningkat. Hal ini kita lihat pada Badan Pusat Statistik (BPS) yang ditunjukan pada Sorong Dalam Angka, Papua Barat Dalam Angka selalu ada peningkatan dan rumah sakit adalah salah satu penyumbang kematian orang Papua karena kurangnya kualitas pelayanan rumah sakit kepada masyarakat.
Dikatakan Jimmy, setelah bertemu dengan Direktur RSUD kabupaten Sorong, saya mendapat informasi bahwa di rumah sakit kekurangan tenaga dokter ahli, setelah mendapat data seperti itu datanglah beberapa orang penting juga didalam rumah sakit yang memberikan informasi bahwa itu karena bobroknya manajemen rumah sakit.
“Yang sangat saya sayangkan lagi dokter yang harusnya memegang teguh sumpah Socrates ‘Keselamatan nyawa manusia (Pasien) diatas segala galanya’ justru tidak menempatkan rumah sakit sebagai pusat pelayanan dan data yang saya terima juga dari orang penting ,” terang Jimmy.
Jadi kalau tidak menerima dan merasa dirugikan kata Jimmy silahkan saja membuat laporan pencemaran nama baik dan saya tidak pernah menuduh dirinya (direktut RSUD) korupsi tetapi saya mengatakan terindikasi dan bukan berarti direktur itu bersih, ada catatan lain yang kami miliki.
“Kalau mau buka-bukaan silahkan biar kita bukakan sekalian. Bahkan saya menantang agar membuat laporan pencemaran nama baik di polisi dan akan saya hadirkan barang bukti yaitu saksi-saksi karena mereka yang menjalani dan mengalami seperti hak-hak mereka tidak diselesaikan dengan baik, adanya diskriminasi didalam internal terkait tenaga kerja dalam rumah sakit,” jelas Jimmy.
Lanjut Jimmy, bagaimana saya bisa melihat saudara-saudara saya orang Papua mendapat pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas untuk menyelamatkan nyawa atau kesehatan mereka kalau medis dan para medis kesejahteraan dan hak-hak mereka tidak diperhatikan dan diselesaikan dengan baik.
Apa benar BPJS dalam menyelesaikan hak dari rumah sakit dibayar cicil., oleh karena itu harus kita cross chek kepada BPJS apa benar, seorang direktur rumah sakit tidak bekerja, tidak menangani pasien tetapi penghasilannya mencapai 500 juta setahun, itu kerjanya apa? Lalu dokter spesialis yang ada ini tidak mendapat upah yang baik bahkan upah perawat, mantri penghasilannya lebih rendah dari satpam.
“Jadi kalau mau bikin rame saya tantang kita bikin rame sekalian kalau memang anda bersih ,” tegas Jimmy.
Dikatakan Jimmy, kita bertanya mengapa jasa medis dan para medis dipakai untuk kepentingan administrasi dan pelayanan dalam rumah sakit padahal sudah ada 60 persen dan wajib untuk administrasi dan pelayanan mengapa mengambil hak medis dan para medis 40 persen itu lagi. Ini tidak masuk akal.
“Kalau alasan tidak punya uang mengapa direktur memberangkatkan orang-orang studi banding ke tempat lain dan yang berangkat juga adalah koleganya saja. Makanya saya suka buka debat di televisi biar rakyat menilai atau kita debat saja dilapangan Hockey dan kita buka bukaan biar rakyat yang menilai,” terang Jimmy. (Jason)