JAKARTA, beritalima.com – Barisan Relawan Jokowi Presiden (BaraJP) DKI Jakarta yang tampil dengan slogan “Jokowi Lagi,” juga meminta masyarakat untuk menghargai perbedaan pilihan. Sikap demokratis hendaknya menyatu dengan sikap sepakat berbeda pendapat.
“Kalau ada sekelompok orang mencemooh orang lain hanya karena berbeda pilihan, sungguh disayangkan. Apalagi kalau yang dicemooh adalah seorang ibu-ibu dengan anaknya. Menyedihkan,” ujar Ketua BaraJP DKI Feber Suhendra dalam deklarasi “Jokowi Lagi” di Jakarta Selasa (1/5).
Dihadiri ratusan massa di depan Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan latar belakang tulisan dalam spanduk “Jokowi Lagi,” Feber mengatakan, kalau perbedaan pilihan tidak dihargai, maka masyarakat akan terkotak-kotak dengan bibit permusuhan laksana api dalam sekam. Kondisi seperti ini tidak sehat, membuat masyarakat jadi sakit.
“Kalau ada pendukung Jokowi yang tidak menghargai perbedaan pilihan, maka kami sendiri yang akan menegur. Tetapi kami yakin, pendukung ‘Jokowi Lagi’ mempunyai sikap demokrasi yang positif dan dewasa. Ciri khas kami adalah kesantunan dan kedewasaan,” ujarnya.
BaraJP DKI Jakarta menyatakan salut untuk Susi Ferawari, yang dengan tegar menghadapi para pencemooh pada saat car free day (CFD) di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI) Minggu (29/4). Susi Ferawati dengan tegas menyatakan tidak takut, sebab ia memang yakin dengan pilihannya.
Sikap berani menyatakan pilihan dengan santun sebagaimana yang ditunjukkan Susi Ferawati, hendaknya ditiru masyarakat. Kita harus sepakat berbeda pendapat atau berbeda pilihan, menghargai pilihan atau keyakinan orang lain, kata Feber Suhendra.
Wakil Sekretaris Jenderal BaraJP Yayong Waryono mengatakan, pilihan “Jokowi Lagi” oleh BaraJP, sesungguhnya adalah cerminan keinginan masyarakat. Hasil survei terakhir 72,4% masyarakat menyatakan puas atas kinerja Jokowi.
Hal ini bukan sesuatu yang tiba-tiba, tetapi akumulasi prestasi Jokowi setelah memimpin Indonesia. Dengan keliling meninjau pembangunan di daerah, Jokowi memastikan pembangunan dilaksanakan sesuai rencana, demi kepentingan orang banyak.
Sejak awal pemerintahan, Jokowi siap untuk tidak populer dengan memotong subsidi bahan bakar minyak (BBM), dialihkan untuk membiayai pembangunan infrastruktur. Hasilnya sudah dirasakan masyarakat banyak, sehingga tidak heran jika mayoritas rakyat menyatakan puas, kata Yayong. (**)