JAKARTA, Beritalima.com– Proyek pembuatan pesawat N-219 oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sepatutnya mendapat dukungan Pemerintah Pusat maupun Daerah termasuk oleh Presiden Joko Wiododo (Jokowi).
“Dukungan tersebut sangat diperlukan agar hasil karya putra-putri terbaik bangsa Indonesia ini dapat diproduksi secara berkesinambungan. Secara teknologi pesawat buatan PT DI tersebut tidak kalah dibandingkan dengan produksi setipe dari negara lain,” ungkap Anggota Komisi VII DPR-RI dari Fraksi Partai Keadilan (PKS), Mulyanto
Malah, ungkap Mulyanto, peraih gelar Doctor of Engineering jebolan Tokyo Institute Technology (Tokodai) Jepang tersebut, dalam beberapa bagian pesawat produksi PT DI mempunyai nilai lebih. “Karena itu, sangat wajar didorong untuk menjadi produk kebanggaan anak bangsa Indonesia,” kata Mulyanto dalam keterangan kepada Beritalima.com di Gedung Nusantara I Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (3/2).
Saat saya menjabat Sekretaris Menteri Riset dan Teknologi, ungkap wakil rakyat dari Dapil III Provinsi Banten tersebut, saya mengikuti bagaimana tahap awal pesawat ini dikembangkan Lembaga Penerbangan&Antariksa Nasional (Lapan) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk kemudian diproduksi oleh PT DI yang dulu bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
“Semua dipersiapkan secara baik dan memenuhi standar yang ditentukan. Karena itu, saya yakin betul pesawat ini akan mempunyai daya saing dan layak diberi acungan dua jempol,” kata politisi senior yang beberapa waktu lalu ‘diganjar’ Kementerian Pertanian penghargaan sebagai Tokoh gerakan Wilayah Bebas Korupsi (WBK).
Ya, memang ketika Mulyanto dipercaya sebagai orang nomor satu di Inspektorat Departemen Pertanian ketika dipimpin Anton Apriyantono 11 tahun silam dia memprakarsai gerakan Wilayah Bebas Korupsi (WBK). Gerakan itu berhasil. Tidak seorangpun pegawai atau pejabat Departemen Pertanian (Deptan) yang tersangkut kasus korupsi.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR-RI dengan pimpinan Kementerian Pertahanan, Lapan, PT DI, BPPT dan PT LEN Industri (Persero) di Ruang Rapat Komisi VII Gedung Nusantara I Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (2/2), Mulyanto minta jajaran pimpinan PT DI membuat perencanaan yang matang, agar sertifikasi dan proses produksi N-219 ini bisa terwujud.
Pihak direksi PT DI harus bisa menyakinkan Pemerintah, calon pembeli dan investor, bahwa pesawat yang akan diproduksi ini benar-benar unggul, agar pasar pesawat baling-baling ini merespons positif. “Kita harus mencari terobosan pasar, agar produk pesawat N-219 tidak mengulangi kekurangan yang pernah dialami oleh N-250. Kita sangat kagum dengan keberhasilan N-250 tapi sayangnya tidak diikuti dengan permintaan pasar yang tinggi,” ujar Mulyanto.
Seiring dengan hadirnya kepedulian Pemerintah, Mulyanto minta PT DI juga lebih meningkatkan kemampuan bisnis dan penetrasi pasar, jangan terlalu tergantung kepada dukungan pemerintah. Sebagai persero, PT DI harus menyasar pasar swasta baik di dalam maupun di luar negeri. “Dengan demikian perusahaan akan menjadi sehat,” tambah laki-laki kelahiran Jakarta, 26 Mei 1963 tersebut.
Mulyanto menilai spesifikasi pesawat N-219 ini sangat cocok untuk kondisi wilayah kepulauan Indonesia. Pesawat dengan dua mesin ini mampu mengangkut 19 orang dan dapat diterbangkan dengan landas pacu pendek.
“Jika penggunaan pesawat N-219 digencarkan bakal mampu membantu meningkatkan mobilitas orang dan barang antar pulau terutama di Indonesia bagian timur dan di wilayah-wilayah terluar, terpencil dan terdepan, sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional,” demikian Mulyanto. (akhir)