JAKARTA, beritalima.com – Mangga hasil perkawinan antara mangga gadung dan mangga madu, dijual langsung oleh petani Pasuruan selama tiga hari di areal Vallet Parking Mangga Dua Square dari tanggal 16 – 18 Nopember 2018. Namun diperpanjang dua hari karena banyak pembeli tapi stoknya habis. Sekarang ini penjual mangga yang didampingi Kepala Dinas Pertanian Pasuruan mencatat tambahan kekurangan mangga yang sudah dipesan oleh pembeli. Penambahan pejualan mangga selama dua hari itu sekitar 15 ton ditargetkan.
Demikian hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, Ikhwan, ketika berhasil ditemui beritalima.com, Minggu (18/11/2018) di Vallet Parking, Mangga Dua Square, Jakarta Pusat.
Event ini menurut keterangan Kadistan Pasuruan, Ikhwan bahwa penjualan mangga seperti alpukat ini, yang kedua kalinya. Penjualan pertama tahun 2017 di tempat yang sama dengan menghabiskan 70 ton selama 10 hari. Namun di tahun 2018 ini, dua hari penjualan sudah menghabiskan 40 ton, sedangkan Sabtu, 17 Nopember 2018 sempat mengalami stagnan tidak ada transaksi penjualan karena tidak ada stok sama sekali. Hanya saja pembeli yang menginginkan mangga Alpukat itu dijual kembali dengan cara memesan lebih dulu. Dan malam ini dikabarkan Kadistan sudah tiba di lokasi.
Lebih lanjut dikatakan Ikhwan, petani mangga yang dibina oleh Dinas Pertanian dalam mengembangan budi daya tanaman holtikultura mangga, sejak tahun 1995/1996 dengan mengawinkan mangga gadung dengan mangga madu. Yang hasilnya seperti alpukat bijinya tidak menempel dan bisa dimakan pakai sendok seperti alpukat tanpa harus mengupas kulitnya.
Mangga Alpukat yang dikembangkan itu berasal dari dua kecamatan di Pasuruan, diantaranya Kecamatan Rembang dan Kecamatan Sukorejo. Dari tanaman holtikuktura yang sudah memiliki brand, dibudidayakan masyarakat Pasuruan itu, dengan luas areal tanaman 4000 hektar dari 4000 petani.
Hadirnya Kepala Dinas Pertanian Kabupaten pasuruan dalam penjualan mangga alpukat, sebagai fasilitator untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas barang. Karena menurut Ikhwan pemerintah harus hadir untuk meningkatkan budidaya tanaman mangga alpukat.
Faktanya dari hasil keliling jual mangga alpukat ke beberapa daerah di Indonesia, sangat signifikan penjualan mangga di Jakarta dibanding daerah lain karena di daerah lain seperti Batam hanya mampu menjual mangga sampai 200 kg sedangkan di Jogjakarta hanya mampu menjual mangga 500 kg. Karena tempat perputaran uang di Jakarta, ada barang berapapun harganya pasti dibeli. Selama penjualan di tahun 2018 ini, omzetnya bisa sampai Rp1 miliar lebih dengan penjualan 70 ton.
“Penghasil mangga yang paling banyak di Kecamatan Rembang sampai dengan 70%, selebihnya di Kecamatan Sukorejo dan lainnya,” tandasnya. dedy mulyadi