JAKARTA, Beritalima.com– Politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI di Komisi XI DPR RI, Junaidi Auly mengatakan, pandemi Covid-19 telah berdampak kepada realisasi pendapatan negara seperti Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020.
Namun, perlu dicatat pendapatan negara telah bermasalah jauh sebelum adanya pandemi. “Realisasi pendapatan negara masih perlu dioptimalkan, walau di tengah Pandemi yang terjadi,” ujar Junaidi dalam keterangan pers kepada Beritalima.com, Kamis (26/8) malam.
Menurut wakil rakyat dari Dapil II Provinsi Lampung tersebut, realisasi memang tercatat 96 persen, tetapi secara mengalami penurunan 15,9 persen dibandingkan realisasi 2019. Hal ini diperburuk dengan realisasi penerimaan perpajakan yang hanya mencapai 91 persen, dimana secara nominal mengalami penurunan 16,8 persen.
Junaidi menekankan, Pemerintah gagal dalam mencapai target tax ratio sebagaimana yang dicanangkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019, terdapat selisih lebih dari 5 persen antara target daenham realisasi tax ratio. Jelas ini menguatkan kegagalan mencapai target tax ratio ini sudah terjadi sejak lama dan semakin memburuk saat pandemi.
Dikatakan, rasio perpajakan yang pada awalnya di atas 11 peersen, pada 2019 hanya mencapai 9,76 persen. Jelas ini ada problematika utama yaitu masih banyaknya sektor yang under-tax dan didorong dengan pemberian insentif (belanja perpajakan) dalam jumlah yang sangat besar.
“Kami mendesak Pemerintah untuk dapat mendorong peningkatan kinerja, terutama pada RPJMN 2020-2024 dimana Pemerintah sudah menerapkan target tax ratio yang mencapai 11,7-12,7 peersen” demikian Junaidi Auly. (akhir)