SURABAYA, Beritalima – Babak penyisihan kompetisi Dangdut Academi Asia 2 yang digelar salah satu televisi swasta di negeri ini telah berakhir pada Jum’at (4/11/2016) malam. Selanjutnya, babak 24 besar dilanjutkan pada 5 November 2016 malam di Stasion televisi tersebut.
Sayangnya, kompetisi yang cukup digemari masyarakat Indonesia mulai mengundang kekesalan di tengah sebagian masyarakat. Pasalnya, juri-juri yang diambil dari masing-masing perwakilan negara yang ada perwakilan negaranya ikut sebagai peserta, mulai terindikasi tak objektif dalam memberikan penilaian.
Kekesalan sebagian warga yang gemar menonton agenda dangdut ini, memang tidak disampaikan ke pihak penyelenggara. Namun warga memilih mengaligkan chanel televisinya ke acara lain.
“Akademi dangdut asia 2 ini mulai tidak objektif. Juri-jurinya sekehendaknya memberi nilai tanpa melihat kemampuan peserta secara profesional,” ujar sejumlah warga Surabaya di Wiyung saat menyaksikan penampilan kedua kompetisi grup F.
Senada diungkapkan oleh Arpina Rahman, warga Krian Surabaya, Jatim Ini mengakui jika penilaian juri dalam kontes tersebut sangat tidak sesuai antara kemampuan individu peserta dengan nilai yang diberikan. Sebagai cpntoh, peserta dari Timor Timur grup F, harus terlempar dari panggung lantaran nilainya jatuh. Padahal lanjut Arpina, dia ini jauh lebih bagus dibanding beberapa peserta lain yang masih bertahan.
“Juri bilang bagus. Tapi kok nilai dikasih sedikit. Kan tidak konsisten jurinya,” tambah dia lagi.
Menurutnya, kontes yang kontes yang demikian para juri tidak harus memposisikan diri atau melihat peserta tersebut dari asal negara mana. Juri hendaknya memberikan penilaian sesuai dengan kemampuan peserta.
“Yang penting lagi adalah peserta inikan dari negara berbeda. Tentu cara membawakan lagu dangdut juga beda. Ya mestinya juri menilai dari sudut pandang itu,” timpal Azis (51), warga Karangpilang Surabaya yang juga pencipta lagu-lagu daerah Melayu.’’***