KUPANG, beritalima.com – Para kader Posyandu diminta untuk terus meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Peran kader tidak hanya sebatas pemberian pelayanan kesehatan saja, tetapi juga dapat menggerakan kegiatan anggota Posyandu untuk terus mengasah diri dengan keterampilan-keterampilan dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada ibu dan anak.
Permintaan ini disampaikan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya saat membuka Jambore Kader Posyandu dan Kader PKK Tingkat Provinsi NTT di Kupang, Selasa (27/09/2016).
Jambore kader Posyandu dan PKK tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menghadirkan berbagai unsur kader dan pengurus Posyandu merupakan sebuah momentum yang sangat penting bagi kader dan pengurus Posyandu yang telah berprestasi dan dinilai berhasil dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Prestasi-prestasi yang telah diraih mencerminkan adanya kesungguhan dalam melayani masyarakat.
Gubernur mengatakan Jambore kader Posyandu dan Kader PKK diharapkan dapat memberi motivasi para kader Posyandu dan PKK untuk bekerja lebih baik lagi pada masa-masa mendatang. Selain itu, kegiatan Posyandu juga diharapkan dapat menekan jumlah kematian ibu dan bayi di saat melahirkan.
“ Kita Mesti optimis, makin ke depan NTT makin maju. Kiranya pertemuan ini dapat menggalang kebersamaan untuk berdiskusi, berdialog dengan pengalaman yang berbeda-beda”, kata Gubernur.
Para kader Posyandu selama ini sudah berjuang untuk mengurangi angka kematian bayi sudah berhasil, hanya saja angka kematian masih flukluatif. Hal ini disebabkan oleh kematian para ibu dan bayi pasca meninggalkan rumah sakit.
“ Oleh karena itu pada kesempatan yang berharga ini saya mengaharapkan agar para kader posyandu dapat mendampingi ibu-ibu bukan hanya ketika di Rumah sakit melainkan tetap memantau kesehatan ibu dan anak pasca meninggalkan rumah sakit”, harap Lebu Raya.
Usaha yang telah para kader lakukan saat ini berkaitan dengan kebijakan pemerintahan mengenai revitalisasi Pos Pelayanan Terpadu, dengan fokus pada tiga hal mendasar yaitu peningkatan pelayanan pada masyarakat, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
Tiga hal ini menuntut bekal pengalaman, pengetahuan, keterampilan, disiplin dan jaringan komunikasi serta kerjasama yang sebaik mungkin diantara para pelaku.
“ Saya meminta dukungan dari bupati dan walikota agar terus mendorong dikembangkannya budaya lokal. PKK beperan besar untuk mengembangkan/mengkreasikan sumberdaya yang kita miliki. Salah satunya adalah kopi flores. Kedepannya akan ada festival tenun ikat di Sumba. Kegiatan ini untuk menyarahkan dan mempromosikan tenun ikat, tambah Lebu Raya.
Fransiska Litelnony, selaku Wakil ketua Panitia mengharapkan agar kegiatan Jambore kader Posyandu dan kader PKK ini, tidak sekedar berahkir pada acara kumpul-kumpul diantara para kader dan pengurus, tetapi secara substansial, merupakan media yang didesain untuk untuk lebih merangsang inisiatif, motivasi, spirit dan kinerja kader Posyandu dan kader – kader PKK dalam melayani masyarakat di tingkat desa/kelurahan.
Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari yakni 26 – 29 September 2016 di Rumah Jabatan Gubernur NTT. Peserta kontingen berasal dari 32 kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Timur.
Acara pembukaan Jambore kader Posyandu dan PKK tersebut dihadiri Forkopimda dan Pimpinan SKPD Lingkup Pemprov NTT, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT dan Kabupaten/Kota.
Kegiatan ini mengambil tema “ Dengan Jambore Kader Posyandu dan Kader PKK Kita Tingkatkan Profesionalitas Kader Untuk Mendukung Pemerintah dalam Pencapaian Target Sustainable Development Goals” dan Sub Tema “Sehati Sesuara Kita Tingkatkan Profesionalitas Kader Pasyandu dan Kader PKK Untuk Menyiapkan Generasi Bangsa Yang Berdaya Saing, Sehat dan Cerdas”. (Ang)