Kadis P & K NTT : “ Rasa Hormat dan Cinta Guru Mesti Kita Tingkatkan”

  • Whatsapp

KUPANG, NTT (beritalima) – Rasa hormat, mencintai guru dan menghargai guru mesti kita tingkatkan. “ Jangan guru jadi kambing hitam melulu, dia harus jadi kambing putih. Hari ini dicontohi oleh Bapak Gubernur NTT, Frans Lebu Raya yang memberikan penghormatan kepada seorang guru SMP-nya datang dari daerahnya. Kemudian guru bertemu muridnya, yang saat ini muridnya sekarang menjadi Gubernur NTT”, kata Pieter Manuk yang ditemui wartawan usai Upacara Peringatakan Hari Pendidikan Nasional, Senin (2/5) lalu.
Dalam upacara Hardiknas yang berlansung di alun – alun rumah jabatan Gubernur NTT tersebut dilakukan ikrar Cinta Guru. Kemudian diakhir upacara tersebut dilakukan dengan pembagian PIN yang bertuliskan Saya Cinta Guru.
Ditanya apakah dengan bentuk ikrar Cinta Guru itu, siswa/i sekarang mengalami dekradasi? Pieter Manuk mengatakan mutu pendidikan saat ini sudah ada peningkatan. Namun diakuinya belum optimal. “ Untuk itu, kita perlu gerakan. Karena di lapangan masih ada kondisi yang guru di nomor duakan, di nomor tigakan. “ Sederhana, rasa hormat guru ditunjukkan dengan mengucapkan selamat pagi pak atau selamat pagi ibu jarang murid lakukan sekarang. Sehingga kalau ada kemerosotan ya. Kalau kita bandingkan dulu jaman budi pekerti. Sekarang ini zamannya karakter. Sehingga sekolah tidak hanya mengajarkan anak pintar, cerdas, nilai sempurna 10, tapi juga karakternya, sopan santun, kepribadiannya, mentalnya harus luar biasa”, kata Pieter Manuk menambahkan.
Ia mengatakan, Nusa Tenggara Timur saat ini masih di zona merah. Oleh karena itu, kita ingin meningkat dari zona merah ke zona kuning. Tetapi ada satu modal luar biasa yang kita punya adalah dikondisi nilai kita masih rendah tapi index integritas kejujuran kita sudah tinggi. Ini modal memperoleh sesuatu yang realita sekarang tetapi sudah ada kejujuran tidak tipu daya.
Zona merah adalah meping yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dari nilai – nilai yang diperoleh anak. “ Kita masih rendah di rentang nilai 0 – 100 itu anak – anak kita berada pada di dominasi pada 55 skor minimal ke bawah. Tahun ini mudah – mudahan kita meningkat dari tahun lalu”, kata Pieter Manuk.
Mengapa kita masih di zona merah?, menurutnya, banyak faktor yaitu sarana prasarana, laboratorium, perpustakaan, sarana pelajar di sekolah, buku – buku masih perlu dilakukan pembenahan.
Dari 32 persen alokasi APBD Tahun ini, untuk pendidikan, itu masih tergantung dana BOS. Dana BOS untuk pendidikan dasar dan menengah totanya Rp 1,3 triliun itu dana singgah dari kas umum negara ke kas daerah. Kemudian dana itu langsung ke rekening sekolah. Kalau dipisahkan memang dana pendidikan kita masih jauh dibawah. Oleh karena itu, untuk menutupi kekurangan, kami selalu berupaya untuk melihat peluang APBN. Sehingga APBN cukup besar digelunturkan ke NTT untuk membiayai pendidikan, baik itu soal peningkatan mutu guru, mutu anak dan juga pembangunan sarana prasarana, yaitu membangun unit sekolah baru di SD, SMP/Sekolah Satu Atap (Satap), dan SMA/SMK.
Menurut dia, Provinsi NTT yang mendapat perhatian khusus dari Presiden untuk memajukan pendidikan di NTT. APBD NTT untuk pendidikan belum mencapai 20 persen.
Gubernur Frans Lebu Raya mengakui bahwa saat ini kesejahteraan guru masih jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Ia mengatakan, masih banyak sekolah yang memprihatinkan dari sisi sarana prasana. “ Kita berterimakasih kepada masyarakat yang bisa membangun sekolah. Contohnya sekolah swasta. Saya minta yang berminat dan berniat untuk membantu meningkatkan SDM di darearh ini”, kata Lebu Raya. (Ang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *