Alifia Suci Ananda/PNJ
beritalima.com – Gundukan sampah yang membuat ruas jalan semakin menyempit, bau yang tidak sedap, terkadang kaki menginjak genangan air yang berwarna coklat,kios-kios yang dibangun dengan kayu menandakan selamat datang untuk memasuki salah satu pasar tradisional daerah Depok yaitu Pasar Kemiri.
Masyarakat yang mepunyai dua piihan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari yaitu belanja di pasar tradisional atau modern. Pasar tradisional yang dikenak murah untuk belanja tak heran banyak para pembeli sampai yang berlangganan di pasar tradisional.
Kumandang adzan Isya yang menandai waktu telah usai untuk bergegas pulang bertemu keluarga, tetapi tidak dengan Pasar Kemiri yang baru saja memulai untuk mengais rezeki. Mereka mulai berjualan sejak 10.00 malam hingga 03.00 pagi dengan berjualan sayur-sayuran, buah-buahan, rempah-rempahan, ikan dan ayam lainnya.
Pasar yang sudah lama berada di belakang mall besar daerah Depok tidak membuat pedagang mengurungkan niat untuk berjualan. Pada dasarnya, masyarakat lebih memilih pasar tradisional yang lebih murah dibandingkan pasar modern. Pasar bagaikan rumah kedua oleh salah satu pedagang yang berjualan pepaya di Pasar Kemiri.
Kabarnya Pasar Kemiri segera digursur oleh PT Petamburan Jaya Raya ingin menjadikan apartemen untuk beberapa hektar tanah. Di samping itu, pedagang Pasar kemiri tidak menerima kios-kios mereka hilang begitu saja. Pedagang Pasar Kemiri yang tidak ingin kehilangan mata pencariannya, mereka rela untuk demo dalam penggusuran Pasar Kemiri
Akan tetapi, PT Petamburan Jaya Raya menunda penggusuran Pasar Kemiri, para pedagang rela ke meja hijau untuk menegakkan keadilan. Mereka tidak ingin rezeki yang sudah lama mereka rintis hilang begitu saja dalam penggusuran. PT Petamburan Jaya Raya menyatakan segera mengeksekusi para pedagang di Pasar Kemiri, tetapi mereka menolak.
“Kalau di gusur banyak para pegangguran. Pasti pembeli juga kebingungan untuk membeli kebutuhan sehari-hari seperti pabrik, kantor, rumah makan. Mereka mau makan dari mana jika pasar tradisional di gusur? Pasar tradisional lebih murah dibandingkan pasar modern. Kami tidak terima kalau pasar ini akan di gusur,” Ujar Mamat
Meskipun begitu, Pasar Kemiri yang segera di gusur tidak mengurangi para pembeli. Walaupun, sempat pembelinya berkurang saat demo yang di adakan di Pasar Kemiri, para pembeli kembali lagi setelah demonya selesai.
Mereka segera menghadapi sidang yang belum tahu kapan akan dimulainya. Para pedagang Pasar Kemiri tidak akan menerima semua keputusan pengadilan jika Pasar Kemiri akan di gusur. Sebelumnya, sempat diadakan sidang dan di tunda kembali. Sampai saat 2018 masih saja ada penundaan sidang. Meskipun tidak tahu siapa yang menang dalam pengadilan.