Kampung Kelir Wujudkan Lingkungan “BAS” dan Tumbuhkan Industri Kreatif

  • Whatsapp
Kak Ipul meninjau langsung kampung kelir di Lumajang

LUMAJANG, beritalima.com – Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka mewujudkan lingkungan masyarakat yang Bersih, Aman, dan Sehat (BAS) serta menumbuhkan industri kreatif.
Hal itu disampaikan Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Jatim, Drs. H. Saifullah Yusuf saat Festival Wirakarya Kampung Kelir Pramuka Tahun 2017 Zona 2 (Lumajang dan Jember) di alun-alun Kab. Lumajang, Jumat (7/4) malam.
Kak Ipul, sapaan akrabnya mengatakan, dengan adanya kegiatan pengecatan kampung berwarna-warni yang diprakarsai gerakan pramuka akan melecut dan menggerakkan masyarakat untuk ikut mempercantik dan mencintai lingkungannya. Dari situ, muncul lah semangat solidaritas, tenggang rasa, dan gotong royong.
Melihat kampung dan lingkungannya makin cantik dan elok dipandang, lanjut Kak Ipul, maka masyarakat akan menjadi senang, bangga, nyaman, termotivasi hidup bersih dan sehat, serta menciptakan keamanan di lingkungannya. “Dampaknya juga kampung ini menjadi layak untuk anak-anak, lansia, dan semua kalangan” katanya.
Tak hanya itu, pengecatan kampung juga menjadi lahan bagi seniman untuk menumpahkan ekspresi dan kreativitasnya. Jika dikembangkan, hal itu akan memunculkan industri kreatif serta icon-icon baru yang unik dari masing-masing kabupaten/kota.
“Contohnya lukisan di tembok kampung ini, ada lukisan kuda kencak khas Lumajang. Jika kampung cantik ini terkenal, maka wisatawan akan tertarik berkunjung. Dari situ, tumbuh industri kreatif penduduk dan seniman sekitar yang menjual lukisan, ukiran, atau produk unggulan khas daerahnya. Inilah harapan kami” katanya.
Kak Ipul menambahkan, Festival ini tidak hanya pengecatan rumah penduduk saja, tapi dilakukan pula sosialiasasi dan penyuluhan kesehatan pada masyarakat, serta kerja bakti dan penghijauan kawasan kampung bersama penduduk. Khusus di Lumajang, kegiatan ini dilaksanakan di sepanjang Kali Asem.
Festival ini digelar pada bulan April hingga Mei 2017 di 11 zona di Jatim, antara lain Banyuwangi, Lumajang, Malang, Trenggalek, Jombang, Kota Kediri, Bojonegoro, Gresik, Probolinggo, Sumenep, dan Sidoarjo. Masing-masing zona diikuti oleh dua sampai enam kwarcab.
Senada dengan Kak Ipul, Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kab. Lumajang, Drs. As’at Malik, M.Ag mengatakan, festival ini tidak hanya memberikan manfaat kepada anggota pramuka saja, tapi juga bagi masyarakat di Kab. Lumajang secara keseluruhan.
Kak As’at, sapaan akrabnya melanjutkan, pasca festival ini, dirinya akan meneruskan normalisasi sungai dan dilanjutkan dengan program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dengan melebarkan jalan di pinggir sungai agar bisa membuat rumah menghadap ke kali.
“Kali Asem adalah kali yang membelah Lumajang dan mengalirkan air bersih dari Gunung Semeru. Ini jadi pelajaran bahwa sungai adalah sumber kehidupan. Mari kita hargai itu dan kita percantik kabupaten kita. Terima kasih kepada Kak Ipul dan seluruh pihak yang berpartisipasi dalam festival ini, terutama 1.000 anggota pramuka” pungkasnya.
Penutupan festival tersebut dimeriahkan oleh Band Letto yang membawakan lagu-lagu hitsnya seperti permintaan hati, ruang rindu, dan sebelum cahaya. Pesta kembang api menutup acara yang diikuti oleh anggota DPRD Jatim, Forkopimda Kab. Lumajang, dan ribuan masyarakat Kab. Lumajang dan Jember. (**)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *