Bangkalan, Beritalimacom— Pembangunan Madura pasca adanya Jembatan Nasional Suramadu sejak Tahun 2009 Silam dirasa masih stagnan dan belum memperlihatkan keberhasilan secara baik.
Hal itu menarik perhatian dari Kampus UTM untuk dikaji secara sosial kemasyarakatan dengan menggelar talk show dengan tema Quo Vadis Madura, siang ini (Selasa, 22/11).
Kegiatan ini mengahadirkan, Ketua Dprd Bangkalan Imron Rosyadi, Kapolres Bangkalan, Kejari Bangkalan, Rektor UTM, BPWS, Abdul Halim (Ketua Fraksi Gerindra Dprd Jatim), Irham MA.HR (Gubernur Lira Jatim), serta kepala desa se Bangkalan.
Imron rosyadi menyampaikan bahwa pemerintah daerah sudah memfasilitasi ulama bangkalan untuk melakukan study banding ke beberapa daerah seperti lombok dll. Hal itu untuk mendorong wisata di Madura dapat belajar ke daerah tersebut, ungkapnya.
Sedangkan Abdul Halim, berharap adanya peran maksimal dari berbagai pihak untuk mendorong dan mengawal pembangunan yang ada di Madura, sehingga pembangunan madura dapat menjadi daerah yang maju dan makmur bagi warganya. “Berdasarkan UU pemerintah daerah, tugas Dprd bekerjasama dg eksekutif harus mampu mewujudkan kemakmuran masyarakat” tegasnya.
Kapolres Bangkalan Akbp Anisullah M Ridho bahwa pihaknya siap untuk bersama sama masyarakat menjaga ketertiban sehingga para wisatawan merasa nyaman mengunjungi Madura, “kami juga msh butuh infrastruktur pos polisi di sekitar area jembatan Suramadu” ucap perwira dg dua mawar di pundaknya ini.
Keterlibatan kampus sangat penting untuk terus melakukan pengawalan dalam proses pembangunan di Madura, sehingga Madura dapat lebih optimal dalam melakukan pembenahan diberbagai sektor. [Red]