Sidoarjo, beritalima. Com | Sudah satu bulan lebih Desa Kedungbanteng dan Banjarasri, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo dikepung banjir.
Di jalan perbatasan dua desa tersebut, ketinggian genangan hampir menyentuh lutut orang dewasa. “Di jalan RT 04 RW 0I Banjarasri kemarin masih bisa dilalui sepeda motor. Namun sekarang sudah tidak bisa lagi karena air yang semakin tinggi,” ujar Saiful warga desa setempat.
Di jalan desa tersebut, genangan air masih terlihat, hingga Senin (17/02) siang. Bisa dibilang inilah banjir terparah di musim penghujan kali ini. Bahkan banjir ini mengakibatkan beberapa sekolah ikut terkena dampaknya.
SMPN 2 Tanggulangin yang ada di Desa Kedungbanteng misalnya, air banjir masuk ke dalam 10 ruang kelas. Kondisi ini membuat proses belajar mengajar sedikit terhambat.
Kepala SMPN 2 Tanggulangin Al Hadi mengatakan bahwa banjir sudah satu bulanan, masuk ke dalam sekolahnya. Namun, pihak sekolah tidak meliburkan proses belajar mengajar. Siswa-siswi dan guru tetap beraktifitas seperti biasa.
“Hanya saja kami merasa kurang nyaman dengan kondisi ini. Kami berharap agar pemerintah dengan cepat mengatasi permasalahan ini,” harapnya.
Untuk mengetahui kondisi banjir di Desa Kedungbanteng, Tanggulangin, Senin (17/02) siang, Kapolresta Sidoarjo Kombespol. Sumardji bergerak cepat mendatangi lokasi. Menyusuri desa dengan berjalan kaki melewati genangan air banjir. Guna memastikan situasi di wilayah yang terkena dampak banjir tetap aman.
“Pada kesempatan ini, saya mengajak Forkopimda dan instansi terkait agar sama-sama mencari solusi terkait banjir yang melanda di Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri. Semoga semua segera teratasi kondisi ini,” ujar Kapolresta Sidoarjo Kombespol. Sumardji saat mengecek banjir di SMPN 2 Tanggulangin.
Guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat setempat, Kapolresta Sidoarjo Kombespol. Sumardji, menurunkan personelnya untuk siaga. Mulai dari membantu warga, memberikan rasa aman, hingga melakukan kerja bakti kebersihan lingkungan terdampak banjir, ujarnya. (kus)