TULUNGAGUNG, beritalima.com- UPT Puskesmas Beji mendukung penuh keberadaan Posyandu Kesehatan Jiwa (Poskeswa) yang telah didirikan oleh Pemerintah Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung sejak tahun 2015 lalu.
Keberadaan Poskeswa Desa Sobontoro sangat membantu warga masyarakat, terutama pasien yang mengalami Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Hal itu, disampaikan Kepala UPT Puskesmas Beji Heru Nur Cahyono dalam acara Study Banding Muspika, Kades Se-Kecamatan Kedungwaru dan Lurah Se-Kecamatan Tulungagung di Poskeswa Desa Sobontoro. Selasa, (23/5/2023).
“Jadi, Study Banding ini khusus untuk program Poskeswa. Guna mensupport Poskeswa di Desa Sobontoro, kita laksanakan setiap bulan di hari Kamis Minggu ketiga,” ucap Heru.
Lanjutnya, memang Posyandu ini milik Desa Sobontoro yang kegiatannya dilaksanakan oleh masyarakat dan dipandu oleh kader kesehatan. Kader posyandu jiwa berbeda dengan kader posyandu lansia atau balita.
Menurutnya, dari segi kesehatan harus menyiapkan tata cara terapi yang beda ke pasien ODGJ. Jadi biasanya sebelum kegiatan, mereka diajak untuk latihan reog kendang, bernyanyi sambil menari reog kendang.
“Kami menyediakan obat-obatan dan obat untuk disuntikan ke pasien. Jadi kita menyiapkan jadwal khusus untuk suntikan, karena suntikan ini sifatnya jangka panjang. Kami mempunyai jadwal setiap 6 bulan sekali untuk pemeriksaan dan injeksi. Hadir bersama pemegang program jiwa, kebetulan ada 2 pemegang program jiwa,” ungkap Heru.
Heru menambahkan, untuk kendala yang biasa terjadi dengan pasien ODGJ, pihak keluarga belum optimal kerjasama dengan Poskeswa, terkadang masih menyembunyikan dan enggan mengantarkannya.
“Para tersayang istilah bagi saudara yang ODGJ, kalau enggan untuk berangkat sendiri memang harus diantar atau kalau sudah bisa mandiri berangkat dan pulang sendiri itu bisa dilepas,” tambahnya.
Diterangkan, Desa Sobontoro sendiri tercatat ada sebanyak 32 orang yang mengalami ODGJ, namun yang aktif dalam kegiatan Poskeswa ada 17 orang, lainnya tetap terpantau dan terkendali.
“Ada beberapa pasien yang saat ini kondisinya sedang tidak stabil dan marah-marah, ada juga yang dikirim ke rumah sakit jiwa karena keterbatasan untuk penanganan,” terangnya.
Heru menjelaskan, di wilayah Puskesmas Beji terdapat 2 Poskeswa yaitu, Desa Sobontoro yang sudah aktif mulai tahun 2015 dan Desa Moyoketen yang masih proses merintis beberapa bulan terakhir.
“Tim kesehatan yang terlibat meliputi Bidan Desa, Perawat, 2 pemegang program kesehatan jiwa, dokter, petugas obat, petugas gizi dan Promkes,” jelas Heru.
Pihaknya juga berharap, nantinya di setiap Desa yang menjadi naungan wilayah kerja UPT Puskesmas Beji, seluruh Desa ada Poskeswa. Sehingga, bisa memudahkan penanganan dan pemantauan pasien ODGJ.
“Ada 8 Desa yang masuk wilayah Kerja UPT Puskesmas Beji yakni, Desa Beji, Sobontoro, Moyoketen, Serut, Kepuh, Gedang Sewu, Karangrejo dan Tanjungsari,” tandasnya. (Dst),