JAKARTA, beritalima.com – Publik Institute for Indonesia Local Policy Studies (ILPOS) yang dihadiri BEM, OKP, dan Media menggelar Diskusi yang bertemakan “Menjadi Pemilih Cerdas Melawan Maraknya Hoax dan Ujaran Kebencian Jelang Pemilu 2019”, Kamis (10/1/2019) di Rumah Makan Handayani Prima, Matraman, Jakarta Timur.
Dikatakan Ferdinandus Setu, Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo bahwa hoaks sejak nabi Adam dan Hawa sudah ada, iblis membuat berita hoaks hingga akhirnya nabi Adam dan Hawa dikeluarkan dari syurga. Namun sekarang ini hoaks merajalela menjelang Pemilihan Presiden, kendati telah disampaikan oleh tokoh tokoh baik tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda maupun tokoh nasional tapi tetap saja bola liar hoaks masih menghantui masyarakat.
Fernandus menyatakan, hoaks berkembang dari orang yang sama sekali tidak mengerti apa – apa lalu menshare ke akun media sosialnya. Akhirnya muncul pertanyaan – pertanyaan hingga terjadi polemik di masyarakat.
Kedua disampaikan Plt. Karo Humas Kemkominfo bahwa hoaks berkembang dari orang yang mengerti hokas tapi pura – pura tidak mengerti, yang pada intinya sama menimbulkan keresahan di masyarakat. Namun yang lebih parah menurutnya adalah hoaks berdasarkan order. Dimana pelaku hoaks siap menggelindingkan kalau sudah ada kesepakatan langsung meng klik hoaks.
Ironis Karo Humas Kemkomimfo, juga bisa mengeluarkan hoaks, salah satunya ketika ke perpustakaan nasional tidak ada yang baca buku. Padahal setiap hari selalu banyak pengunjung, alasan ini dikeluarkan akibat banyak yang tidak baca buku hingga muncul hoaks.
“Seharusnya begitu dapat berita hoaks dibaca dulu sebelum menyebarkan ke media sosial. Saya coba baca buku di Perpustakaan Nasional tidak ada yang baca buku. Bagaimana bisa terjadi hoaks, sedangkan masyarakatnya saja jarang baca buku,” tandasnya.
Pada kesempatan itu hadir, Kombes. Pol. Kurniadi, Kasubdit III Dittipdsiber Bareskrim Polri, KH Masdar Farid Mas’udi Nahdlatul Ulama, dan Dodi Lapihu dari Akademisi Universitas Katolik Atma Jaya. ddm