SURABAYA, beritalima.com – Peringatan Hari Kartini di Surabaya kemarin benar-benar semarak. Berbagai elemen masyarakat memperingatinya dengan cara, makna dan harapan masing-masing.
Tak terkecuali para perempuan pengemudi Go-Jek, ikut memperingati tanggal kelahiran pejuang emansipasi wanita tersebut dengan tidak hanya menunjukkan bahwa merekalah Kartini masa kini, tapi juga dengan aksi kepedulian sosial.
Para perempuan pengemudi Go-Jek yang biasanya memakai celana panjang dan jaket warna hijau itu, Jumat (21/4/2017) kemarin mengenakan kebaya. “Kalau pakai kebaya seperti ini kami merasa seperti wanita sesungguhnya,” gurau Helen, satu di antara mereka, saat ditemui di markasnya di Jalan Tidar Surabaya, sebelum berangkat melakukan aksi peringatan Hari Kartini.
“Akan tetapi, memang justru kami ini yang sesungguhnya Kartini jaman sekarang,” tambah ibu 3 anak yang sudah hampir 2 tahun jadi pengemudi Go-Jek Surabaya itu. Alasannya, disamping tetap menjalankan kodratnya sebagai wanita, mereka ikut menopang ekonomi keluarga termasuk demi pendidikan anak-anak mereka.
Tepat pukul 13.00, sekitar 20 perempuan pengemudi Go-Jek berkebaya itu keluar dari kantornya. Mereka melaju pelan beriringan, menyusuri Jalan Arjuno – Pandigiling – Dinoyo dan berakhir di Jalan Ngagel, Surabaya.
Di sepanjang rute itu, setiap menjumpai sopir angkot, tukang becak, pengangkut sampah, tukang tambal ban, pedagang kaki lima dan pekerja jalanan lainnya, mereka berhenti untuk memberikan brosur, nasi bungkus dan minuman.
Aksi sosial mereka cukup luar biasa. Selain sedekah makan dan minum, mereka juga membagikan brosur BPJS Ketenagakerjaan yang disertai dengan penjelasan dan anjuran.
“Selain sedekah makan dan minum, kami mengingatkan semua pekerja transpotasi umum supaya melindungi diri dengan jaminan sosial,” kata perempuan umur 42 tahun yang telah merasakan manfaat mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan akibat kecelakaan yang baru dialami.
“Perlindungan jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan ini penting bagi kita semua. Ini supaya kita dan keluarga tidak susah bila kita mengalami musibah kecelakaan atau meninggal dunia,” kata Helen.
“Karena itu, kami mengajak semua pekerja yang belum daftar segera daftar, apalagi iurannya sangat murah, cuma Rp16.800,- per bulan,” ujar dia yang mengaku berpenghasilan rata-rata Rp300 ribu/ hari itu.
Ayu Meivitasari M, Brand Partnership, Media dan PR Go-Jek Surabaya yang turut mendampingi Helen dan kawan-kawan, mengatakan, para ladies Go-Jek Surabaya memang sudah terlindungi jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan. Kepesertaan mereka bersama ribuan Go-Jek Surabaya yang lain terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Tanjung Perak.
Ayu juga mengatakan, jumlah Driver Go-Jek Surabaya ada sekitar 15.000 orang, dan 1 persennya wanita. “Mereka ikut mensosialisasikan program BPJS Ketenagakerjaan pada pekerja lain atas inisiatif mereka sendiri, karena mereka sudah merasakan manfaat mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan,” tandas Ayu.
Penata Madya Adm Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Tanjung Perak, Ibnu Mubarok, mengatakan, turut mensuport aksi sosial Ladies Go-Jek Surabaya karena pihaknya juga berada di lingkungan Kantor Go-Jek Surabaya, membuka otlet di dalam kantor para driver Go-Jek.
Dikatakan Ibnu, antusias dan potensi para pengemudi Go-Jek Surabaya untuk mendapat perlindungan jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan sangat tinggi. Hingga saat ini jumlah yang sudah jadi peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Tanjung Perak tercatat lebih dari 5.600 orang.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Tanjung Perak, Poedji Santoso, ketika akan dihubungi sedang mengikuti rapat evaluasi bersama Kakanwil, Direktur dan Dewas BPJS Ketenagakerjaan di Ciputra World Surabaya. Namun, sebelumnya Poedji pernah menyatakan, kesadaran dan kepedulian para Ladies Go-Jek Surabaya tentang BPJS Ketenagakerjaan memang cukup luar biasa. (Ganefo)
