Kasepuhan Wajakensis Jati Purbo Gelar Kirab Budaya Peninggalan Purbakala

  • Whatsapp

TULUNGAGUNG, beritalima.com- Melestarikan budaya dari nenek moyang dan leluhur sudah sepantasnya dijaga. Salah satunya dengan merawat peninggalan,mengenal lebih dekat situs bersejarah yang ada.

Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Gamping, Kecamatan Campurdarat ,Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang menamakan diri “Kasepuhan Wajakensis Jati Purbo”, salah satu yang peduli dengan sejarah dan tetap eksis memelihara dan memperkenalkan ke kaum milenial.

Untuk itu, paguyuban ini menggelar kirab budaya purbakala, Minggu 9 Pebruari 2020.

Perwakilan kasepuhan Wajakensis Jati Purbo, Supri, menjelaska, kasepuhan Jati Purbo dibentuk sebagai wadah untuk melestarikan dan merawat peninggalan sejarah nenek moyang.

“Juga mengajarkan kepada anak muda sekarang agar lebih giat belajar dan mengenal sejarah,” kata Supri.

Sementara itu, sesepuh Jati Purbo, Sungkono, menambahkan, siapa lagi yang akan meneruskan,mengajarkan dan mengenalkan ke warga luas tentang adanya situs di Tulungagung.

“Apalagi anak zaman sekarang sudah susah diajarkan tentang nilai-nilai sejarah dan makna yang terkandung di dalamnya,” tutur Sungkono.

Untuk diketahui, Homo Wajakensis adalah manusia purba yang pernah hidup di Indonesia, tepatnya berada di sebuah ceruk lereng pegunungan karst di barat laut Campurdarat, Tulungagung.

Situs ini ditemukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889. Sedangkan manusia Wajak kedua ditemukan di tempat yang sama oleh Eugene Dubois pada tahun 1890.

Temuan Wajak tersebut, menunjukkan bahwa sekitar 40.000 tahun yang lalu Nusantara sudah didiami oleh homo sapiens yang rasnya sulit dicocokkan dengan ras yang terdapat sekarang. Sehingga manusia Wajak dapat dianggap sebagai suatu ras tersendiri.

Diperkirakan, dari manusia Wajak inilah sub- ras Melayu Indonesia turut pula berevolusi menjadi ras austromelanesoid. (Dst).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait