DEPOK,beritalima.com
RbR Center yang juga Tim Relawan Pemenangan Idris-Pradi menyayangkan statmen salah satu kader dari salah satu partai politik yang mengatakan bahwa
Kota Depok dibawah kepemimpinan Wali Kota Depok Bapak Dr. Kh. Muhammad Idris MA. dan Wakil Wali Kota Depok Bang Pradi Supriatna, belum mampu membawa Depok menjadi Kota yang memiliki kebanggaan, dan pembangunan berjalan di tempat, termasuk menyinggung masalah silpa APBD
Menurutnya statmen tersebut tidak berdasarkan fakta dan terkesal asbun (asal bunyi).
“Pada prinsipnya kami pun sebagai tim relawan Idris-Pradi tidak alergi dengan kritikan dan masukan dari warga masyarakat tanpa terkecuali terhadap kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok, namun harus yang realistis dan obyektif tidak terkesan asbun (asal bunyi),” kata Kasno mewakili Rbr Center.
Bahkan dirinya membantah apa yang di katakan Arif Budiman yang mengatakan partisipasi masyarakat rendah dan terkesan masa bodo.
“Siapa bilang masa bodo faktanya pemerintah Kota Depok melakukan pembangunan disegala bidang dari hasil kepedulian dan semangat juang partisipasi masyarakat yang tinggi melalui Musrenbang dari tingkat bawah hingga tingkat atas yang disahkan oleh Wakil Rakyat,. Boleh kita mengkritik kepemimpinan Idris-Pradi namun yang realistis dan obyektif tidak asbun,” tegasnya.
Tidak mau di bilang asbun dirinya bahkan memberikan beberapa contoh keberhasilan duet Idris-Pradi.
“Ingat semenjak Kota Depok berdiri selama 18 tahun belum pernah meraih penghargaan ADIPURA, sementara di tahun 2017 Kota Depok meraih penghargaan ADIPURA, dan semenjak Kota Depok berdiri dari tahun 1999 hingga di era ahir jabatan Wali Kota Depok Badrul Kamal hingga Nur Mahmudi Ismail Kota Depok belum memiliki alun-alun ,namun saat ini Kota Depok sudah memiliki alun-alun yang terluas se Jawa Barat 3,2 Hektar sebagai aikon kebanggaan masyarakat Kota Depok,” paparnya
“Belum lagi pembangunan inspratuktur lainya, seperti taman-taman bermain disetiap Keluarahan-Keluarahan maupun di Kecamtan-Kecamatan, renofasi total Stadion Merpati, GOR di GDC, RSUD wilayah timur Depok, Nomalisasi dibeberapa situ-situ, Pembangunan jembatan, dan yang lain lainya, terkait dengan kemacetan yang terjadi pemerintah Kota Depok, tidak kurang kurangnya berusaha menanggulanginya seperti contoh program Sistem Satu Arah (SSA) Jalan Nusantara, hingga Contraflow di Jalan Arif Rahman Hakim, Depok menjadi Kota terendah tingkat kemiskinan hanya 2,07%, se Jawa Barat, dan peringkat ke 3 se Indonesia, dibawah Tangsel 1,76% dan Kabupaten Badung Bali 2,06%, terkait masalah silpa, untuk apa penyerapan anggaran secara besar-besaran yang pada akhirnya terjadi tindak pidana KORUPSI seperti tersangka mantan Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, dan selama kepemimpinan Idris-Pradi hingga sekarang Pemkot Depok terus menerus mendapatkan predikat WTP,” paparnya.
Pihaknya juga memberikan saran kepada Arif Budiman agar intropeksi diri dan fokus untuk membesarkan partai.
“Seharusnya pernyataan Arif Budiman tersebut melihat bagaimana dirinya sendiri sebagai kader Parpol tertentu mampu membesarkan Parpol tempatnya bernaung sehingga tidak tergeser oleh perolehan kursi legislatif oleh Parpol lainya,” tegasnya.(Yopi)