Katik, Potret kehidupan Buruh Tani di Kota Hujan

  • Whatsapp

beritalima.com – Sungai yang mengalir deras, pepohonan yang tumbuh subur, sawah yang membentang luas serta angin segar yang berhembus membuat siapa saja tak ingin berajak pergi. Ya, itulah desa Parakan yang terletak di kecamatan Cigudeg, kabupaten Bogor. Meskipun dekat dengan ibu kota Jakarta namun kehidupan masyarakatnya berbeda jauh dengan masyarakat Jakarta.Mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani, Buruh di sawah dan sebagian lagi merantau ke Ibu Kota demi menghidupi anak dan istri dirumah.

Seperti Katik, seorang buruh tani di desanya.Pekerjaan tersebut sudah lama Ia lakoni sejak ditinggal pergi suami tercinta menghadap Sang Ilahi.Meski usianya sudah senja namun semangatnya dalam bekerja tak pernah pudar. Untuk apa? Tentu saja untuk mengisi perut yang tak pernah bisa untuk tak diisi.

Setiap hari ada saja orang yang memperkerjakannya disawah, seperti siang ini terlihat Ia bersama cucunya sedang ngageboh atau merontokan padi.Panas Matahari yang membakar kulit tak mematahkan semangatnya dalam bekerja meski upah yang didapat pun tak seberapa tapi baginya itu sudah alhamdulillah walaupun terkadang upah itu terlambat dibayar.Jika sudah begitu, Ia tak punya uang untuk membeli beras dan lauk.Berhutang ke warung pun menjadi jalan satu-satunya agar dapur dirumahnya tetap ngebul.

“Mun upah telat dibayarna atuh terpaksa ngahutang beas jeung lauk na ka warung-warung mun teu kitu dapur moal ngebul Neng. Ngarana ge hirup tos kieu jalana. Rek kumaha deui bisa dahar ge Alhamdulillah (Kalau upah terlambat dibayar terpaksa berhutang beras dan lauk ke warung-warung kalau tidak begitu, dapur tidak ngebul Neng. Namanya hidup sudah begini jalannya mau bagaimana lagi,masih bisa makan saja sudah alhamdulillah),” ujarnya.

Beruntung beberapa anaknya sudah berkeluarga dan bekerja namun minimnya pendidikan, pekerjaan yang didapat pun di Jakarta tak mampu memenuhi semua kebutuhan hidup apalagi yang sudah berumah tangga, jangankan untuk memberi, untuk keluarga kecilnya saja kadang tak cukup. Belum lagi Ia harus merawat cucunya karena orangtuanya menjadi asisten rumah tangga di Jakarta.

Potret kemiskinan seperti ini sudah tak asing lagi jangankan untuk didaerah terpencil, di daerah yang dekat dengan Jakarta saja masih banyak masyarakat yang membutuhkan perhatian pemerintah. Katik mungkin salah satu dari masyarakat Indonesia yang hidup dalam kemiskinan namun baginya tak apa, asalkan masih bisa makan itu sudah cukup karena sekecil apapun, nikmat Tuhan itu harus disyukuri.

Isnawati
Politeknik Negeri Jakarta

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *