Ke Makam Wali dan Raja Madura, Gus Jazil: Mereka Beri Tauladan Cinta NKRI

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Pulau Madura tidak hanya kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA) dan budaya. Pulau penghasil garam dan jagung tersebut juga bersemayam para penyebar agama Islam di Nusantara.

Sebagai ungkapan terima kasih atas syiar dan dakwah para penyebar agama Islam tersebut, Wakil Ketua MPR, Dr Jazilul Fawaid menggunakan libur Tahun Baru Islam, 1 Muharam 1442 Hijrah untuk ziarah kubur dan napak tilas ke makam para penyebar agama Islam di Pulau Madura.

“Hari ini saya napak tilas dan ziarah kubur ke makam Waliyullah dan Raja-Raja Kesultanan Islam di Pulau Madura,” ujar pria yang akrab disapa Gus Jazil ini di Bangkalan seperti keterangan tertulis yang diterima Berita.com, Jumat (21/8).

Makam pertama yang didatangi politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu adalah makam Syaikhona Kholil Bangkalan. Syaikhona semasa hidup adalah ulama kharismatik. Para santri yang menimba ilmu padanya, menyebut Syaikhona Kholil sebagai Waliyullah. Dirinya disebut mempunyai karomah. “Cerita karomah yang dimiliki beliau diyakini oleh masyarakat Madura. Beliau juga masih ada pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati,” kata Jazil.

Selepas berziarah di Bangkalan, pria asal Pulau Bawean, Jawa Timur itu melanjutkan napak tilasnya ke Pamekasan. Di kabupaten paling ramai di Pulau Madura ini, dia disambut Bupati Badruttaman dan Kapolres Pamekasan AKBP Apip Ginanjar.

Di Pamekasan, Jazil berziarah ke makam Syech Abu Syamsuddin yang berada di Batu Ampar Barat, Proppo. Sama seperti ulama di atas, Abu Syamsuddin juga masih mempunyai pertalian darah dengan Wali Songo serta memiliki karomah.

Selepas berada di Pamekasan, Jazil melanjutkan napak tilasnya ke kabupaten yang berada di paling timur Madura, Sumenep. Di kabupaten kaya garam itu, dirinya berziarah ke Asta Tinggi. Asta Tinggi yang berada di dataran tinggi Kebon Agung merupakan makam para Raja dan pejuang Islam.

Ziarah dan napak tilas ke Asta Tinggi hari itu sangat istimewa bagi Gus Jazil, sebab dia ditemani keturunan Keraton Sumenep, Fatah Yasin.

Makam ini menurut sejarah pernah mau dihancurkan tentara Inggris. Namun, rencana itu mengalami kegagalan sebab bom yang diluncurkan, jauh meleset dari sasaran.

Dari napak tilas dan ziarah yang dilakukan kepada para Waliyullah dan Raja, Gus Jazil mengatakan Madura memberikan contoh kepada bangsa Indonesia untuk tetap guyup rukun dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Hal ini dibuktikan dengan perjuangan para Raja di Madura yang selalu mengedepankan gaya kepemimpinan sesuai dengan ajaran Islam yang ‘Rahmatan lil alamin’,” tegas dia..

Alumni PMII itu mengajak kepada semua untuk menggelorakan semangat Islam Rahmatan Lil Alamin, “Islam yang membangun peradaban, Islam yang membangun tradisi kebudayan,” ungkap Jazil.

Koordinator Nasional Nusantara Mengaji tersebut mengakui kedatangannya ke makam para ulama, raja, dan pejuang itu juga untuk ‘ngalap barokah’ atau mencari berkah. “Saya juga datang untuk mensyukuri Tahun Baru Islam,” demikian Dr Jazizul Fawaid. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait