JAKARTA BARAT, beritalima.com –
Kebaikan seseorang itu ternyata tidak serta merta akan mendapatkan balasan kebaikan pula. Hal tersebut tercermin dari peristiwa yang memalukan antara “penolong ” dan yg ditolong” . Hal tersebut terjadi di dunia maya Face Book.
Adalah Akun Sopi Mediawati Sofyan Putri ( Bunda Angga Aulia) yang pemiliknya bernama asli dengan inisial SP , janda dengan 2 anak yang masih kecil ini adalah Seller (penjual online) barang barang budaya seperti keris,tombak dan sejenis tosan aji juga lukisan, yang berasal dari Cirebon (ktp. Red) yang aslinya berasal dari Sukabumi Jawa Barat.
Demikian juga dengan Akun Jajang, seorang pelestari budaya yang berasal dari Jawa Timur.
Awal perkenalan mereka sudah terjadi kurang lebih empat tahun yang lalu.
Dalam perjalanan perkenalan mereka,SP dan suaminya (akun Kang Surya,red) dianggap anak oleh jajang. SP sebelum menikah dg Kang Surya telah menikah dengan seorang laki laki lain yang berasal dari Jawa Barat dengan memiliki seorang Putri.
Selain itu SP juga diikuti oleh Ibu kandungnya yang dalam kondisi sakit sakitan.Melihat kondisi yang sangat memprihatinkan,jajang membantu keluarga tersebut dengan cara membeli hampir semua dagangan SP dan tidak pernah diambil. Hal tersebut bertujuan agar SP dan suaminya dapat menjual kembali dan memanfaatkan untungnya untuk menunjang kebutuhan keluarga. Setelah berjalannya waktu, Jajang meninggalkan keluarga angkatnya tersebut ke luar negeri dan terputus hubungan komonikasi mereka.
Setahun kemudian Jajang pulang dari luar negeri dan menghubungi mereka.
SP yang saat itu terjadi gejolak rumah tangga dengan Kang Surya (KS) telah berpisah dan hijrah ke Sukabumi dengan “nebeng” di rumah kost sepupunya.
Dalam kondisi yang sangat terjepit,hampir saja SP terjebak dalam lingkaran setan seorang Mucikari dari Batam. Untungnya hal tersebut diketahui oleh jajang dan jajang memiliki inisiatif untuk menikahi SP.
Tapi rencana itu di nomor duakan karena ada hal yang perlu di prioritaskan yaitu menyelamatkan nyawa ibu SP yang menderita Gagal Ginjal akut.
Akhirnya dengan berbagai pertimbanga untuk pengobatan,SP dan ibunya di hijrahkan ke Bekasi dan berobat di salah satu rumah sakit Bekasi. Hampir 4 bulan pengobatan dengan menelan biaya ratusan juta tapi nyawa ibu SP tak dapat diselamatkan.
Setelah pemakaman selesai,jajang punya inisiatif untuk membuatkan galery budaya di wilayah Jakarta Barat untuk Sopi agar bisa mandiri. Disinilah awal perselisihan antara Jajang dan SP.
Setelah Galery di buka,Jajang kembali ke Jawa Timur. Sbb memang Jajang hanya punya tujuan untuk membantu agar SP mandiri. Tapi SP menyalah artikan kasih sayang Jajang sebagai bentuk cinta seorang suami pada istri.
Padahal selama ini Jajang lebih terfokus pada nasib kedua Anak SP yg masih kecil kec didapat dari dua suami terdahulu. Sungguh ironis dalam usia baru menginjak usia 24 tahun telah mengalami kegagalan rumah tangga dua kali.
Seiring berjalannya waktu dan mulai adanya aktifitas galerry budaya, Awalnya Jajang Percaya sepenuhnya pada SP dan hampir 4 bulan sejak di tinggal,Jajang selalu mensuplay kebutuhan SP dan anak anaknya. Rumah di beri rumah bagus,anak disekolahkan,pembantu di sediakan, keperluan makan dll dipenuhi,tapi SP masih saja mengeluh kurang makan,anak selalu sakit dan lain lain dengan maksud meminta uang.
Dan hal itu dipenuhi oleh Jajang demi kesehatan anak anak SP.
Tapi sayangnya kebaikan itu disalah gunakam oleh SP untuk hal hal yang justru merugikan nama baik Jajang.
SP banyak meminta minta uang pada teman teman Jajang dengan alasan Anak anak sakit,kelaparan dan lain lain dan SP mengatakan bahwa Jajang tidak pernah mengirim uang. Karena teman teman jajang menghargai Jajang sebagai orang yang di sepuhkan,maka mereka memberi uang tersebut.
Tapi ada yang membuat seorang teman sangat kecewa adalah SP mengaku bisa melukis dan teman tadi memesan dengan uang muka ( DP) tapi hingga berita ini diturunkan Pemesan tadi belum terima pesanan lukisan tersebut,sebab SP memang bukan pelukis dan selama ini lukisan yang dipasarkan adalah order dari seorang pelukis di trenggalek Jawa Timur.
Cerita mengecewakan dari teman teman jajang banyak terungkap setelah masalah ini terungkap di medsos.
Selain ketidak jujuran diatas, SP melakukan kecurangan yang yang fatal yaitu sering melakukan penjualan koleksi galerry dengan tidak menyetorkan atau melaporkan pada jajang.
Dan hal tersebut diketahui dari sumber yang dapat dipercaya dan dijual pada seorang seller di surabaya. Kecurangan itu terbongkar berkat informasi “orang dalam” yang menceritakan prilaku SP selama ditinggal Jajang.
Dan akhirnya jajang berinisiatif mengamankan barang galerry dengan bantuan teman FB berakun Hamzah alap kidul. Betapa terkejutnya Jajang setelah melihat jumlah koleksinya yang tidak sesuai dengan daftar inventarisasi galerry.
Ketika hal tersebut di klarifikasi pada SP jawabannya sangat mengecewakan.
” iya salah saya selama ini tidak saya catat”, tutur SP pada jajang melalui Masseger inbox.
Tapi setelah didesak dengan hilangnya beberapa koleksi galery,awalnya SP menyanggah tapi setelah di pancing pancing SP mengakui bahwa dia yang mencuri dan menjualnya pada salah satu seller di surabaya.
” saya tidak marah dikatakan maling sebab saya memang maling dan lebih baik saya mengakui” ujar SP melalui Masanggernya pada jajang.
Spontan Jajang menarik kepercayaannya pada SP dan semua barang galery diambil,tapi saat akan mengambil justru di halang halangi dengan alasan bahwa jajang masih punya sangkutan hutang dengan kakaknya untuk biaya 40 hari meningalnya ibunya.
Terang saja hal tersebut membuat Jajang marah besar. Tapi justru kemarahan Jajang dimanfaatkan SP untuk menyebar fitnah untuk mencari simpati teman teman FB nya yang hanya mengenal SP dari foto profil yang selalu di buat cantik oleh edit camera tersebut.
SP membuat isu seakan Jajang itu marah karena di tolak cintanya oleh SP. Saat hal tersebut di klarifikasikan, Jajang justru tertawa lebar dan meng “ngakak ”
” Anda sudah melihat wajah SP aslinya maas ?? ,tanya Jajang pada Beritalima.com
” Belum “,jawab penulis pada jajang.
Sesaat kemudian penulis juga ikut tertawa “ngakak” setelah melihat foto wajah asli SP tanpa editan.
Dan jajang menyambung klarifikasinya bahwa jajang bertemu SP pun juga baru dua pertemuan yaitu saat menungguin ibunya menjelang wafat dan waktu membuatkan galery SP. Jadi apa yang dilakukan jauh dari keinginan nafsu selain dasar kemanusiaan. Tapi sayangnya kebaikan itu disalah artikan dan di salah gunakan.
Seseorang seharusnya jika diberikan kebaikan membalas dengan kebaikan,tapi jika diberi kebaikan membalasnya dengan keburukan maka saya yakin itu bukan manusia (str01-jkt)