Oleh : Firman Syah Ali
Corona, namamu sangat indah didengar. Namun kau telah bawa pergi banyak sahabat dan konco ngopiku menghadap Allah duluan. Baik konco ngopi jarak dekat maupun konco ngopi jarak jauh. Baik konco ngopi alam nyata mapupun konco ngopi dunia maya.
Saya tau mereka telah berikhtiar menaati Protokol Kesehatan dan rajin berdoa semoga terhindar dari virus maut ini, namun takdir berkata lain. Innalillahi wa Inna ilaihi rojiun, pada hari Rabu 23 Juni 2021 pukul 23.38 telah mendahului kita semua, sahabat terbaik kita yang progresif revolusioner, hangat dalam komunikasi, LORA IRHAM MAULIDY, Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Banyuning Dajah, Geger, Bangkalan.
Lora Irham adalah aktivis PMII tulen yang kemudian menjadi tokoh LSM Nasional yaitu LSM LIRA. Sangat istiqomah di dunia LSM, sedikitpun tidak tergoda politik maupun birokrasi. Lora Irham tidak memandang perbedaan pendapat bahkan perdebatan setajam apapun sebagai sebuah permusuhan. Secara Intelektual, Lora Irham sering berbeda pendapat dengan saya kemudian berdebat dahsyat baik di grup WA maupun WA Pribadi, namun hubungan personal sedikitpun tidak terganggu, malah semakin hangat, tetap ngopi seperti biasa, saya juga diundang sebagai nara sumber seminar di Lombok NTB dll, itulah hebatnya Sahabat Irham.
Komunikasi terakhir Lora Irham dengan saya adalah ketika beliau ingin takziyah bersama rombongan LIRA ke rumah duka mertua saya yang meninggal dunia di Situbondo, namun saya bilang nggak usah, Situbondo sangat jauh dan saya juga hanya sebentar di Situbondo. Akhirnya beliau meminta bertemu darat di Surabaya diantaranya dalam rangka takziyah ke mertua saya itu, namun takdir berkata lain, dalam waktu singkat setelah janjian bertemu itu ternyata Lora Irham terinfeksi Covid-19. Karena saya seorang ASN yang tiap hari harus masuk kerja maka saya pantau terus kondisinya melalui kakak kandungnya yang juga sahabat terbaik saya, yaitu KH Fawaid Abdullah Pengasuh Ponpes Al-Aula Kombangan Geger Bangkalan, awalnya semakin membaik namun kemudian fluktuatif dan terakhir tersiar berita duka yang sangat mengharu biru ini.
Bagi saya kepergian Lora Irham merupakan kepergian seorang kader pergerakan yang sangat potensial, jiwa korsanya terhadap pergerakan sangat tinggi, sampai-sampai dia pernah menjadi Ketua Mabincab PMII Surabaya.
Kepergian Lora Irham juga merupakan kepergian seorang Ulama Muda Madura yang kritis namun moderat. Jarang sekali mengenakan atribut keloraan atau kekyai-annya, namun langsung mengejawantahkan jiwa juang pesantren ke dalam medan juang nyata sehari-hari terutama di LSM LIRA.
Kepergian Lora Irham merupakan kepergian konco ngopiku gara-gara Covid-19, sebagaimana konco ngopiku sebelumnya Gus Yaqub Balliya Al-Arif dll. Lora Irham dan Gus Yaqub kebetulan sama-sama Gus Pengasuh Pesantren dan sama-sama tokoh PMII Surabaya dari kampus yang sama.
Kini konco-konco ngopiku satu per satu telah pergi, tinggallah aku sendiri di sini, ditemani sejuta kenangan bersama mereka yang telah pergi untuk selamanya.
Kepada warga madura, Corona itu ada, mari berikhtiar untuk selamat dari marabahaya ini, sebagaimana dicontohkan baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang selalu berupaya menghindari marabahaya. Jikalau sudah berikhtiar tetap terinfeksi corona kemudian meninggal berarti sudah ajal. Karena meninggal dalam keadaan berikhtiar, Insya Allah mati syahid sebagaimana janji Allah terhadap semua korban wabah penyakit menular.
Kepada teman-temanku, keluargaku, segenap handai taulan, terutama keluarga besar bintang sembilan (NU, PMII, IKA PMII) mohon keikhlasan doa untuk Sahabat terbaik kita, Lora Irham maulidy, Lahumul Fatihah!
*) Penulis adalah Bendahara Umum PW IKA PMII Jawa Timur