SITUBONDO, beritalima.com – Puluhan keluarga Seorang nelayan menangis histeris saat menyambut kedatangan jenazah Suyono (55) yang diantar oleh ambulance rumah Sakit ke rumah duka Gang 7 pesisir utara Desa Kilensari Kecamatan panarukan, Suyono di kabarkan meninggal dunia setelah di temukan tidak sadarkan diri di perahu miliknya yang berjarak 500 meter dari bibir pantai pada jum’at siang (25/11).
Buyono (40) menantu Suyono membeberkan, awal kejadian tersebut di ketahui oleh Samsul (45) salah seorang kerabat yang kebetulan perahunya berdekatan suyono, setelah beberapa kali dibangunkan belum ada respon akhirnya samsul berteriak meminta bantuan warga sekitar.
“kami bersama keluarga lainnya langsung membawa pak Suyono ke Puskesmas panarukan dengan menggunakan becak, akan tetapi karena tidak adanya kepastian dari dokter puskesmas, kami membawa bapak ke RS Elizabeth, setelah di lakukan pemeriksaan di ketahui bapak sudah meninggal akibat serangan Jantung,”kata Buyono.
Namun Buyono beserta pihak keluarga lainnya mengeluhkan pelayanan dan keberadaan mobil ambulans yang ada di puskesmas Panarukan, Pasalnya selain pelayanan yang di nilai lamban, alat transportasi yang digunakan untuk pelayanan kesehatan masyarakat tersebut justru tidak dapat difungsikan dengan alasan sopir tidak berada di tempat.
“Semua ini sudah takdir dari ilahi, namun Keluarga besar kami sangat kecewa dengan pelayanan puskesmas, karena sudah menunggu namun tidak ada pemberitahuan apapun pada kami, kemudian kami berinisiatif membawa bapak ke Rumah sakit Lain dengan harapan Bapak bisa di selamatkan, akan tetapi betapa kecewanya kami karena petugas puskesmas panaruksn mengatakan sopirnya tidak ada, yang seharusnya selalu standby di dini 24 jam, padahal kami lihat ada 3 mobil ambulans, terus buat apa ambulans tersebut apa cuma buat pajangan,terpaksa kami bawa bapak ke RS yang berjarak belasan kilometer menggunakan becak,”Ujarnya kesal.
Kepala Puskesmas Panarukan Dr.Sudarmono saat di konfirmasi melalui sambungan telepon mengaku belum memdapat laporan dari petugas yang hari itu bertugas, akan tetapi prosedur penangan terhadap pasien gawat darurat menurutnya sudah sesuai SOP,”Pelayanan kami utamakan mas,”walau saat ini Puskesmas masih dalam tahap Renovasi tapi untuk pasien dalam kondisi darurat tetap menjadi prioritas dalam pelayanan kami, mungkin ada miss komunikasi antara keluarga pasien dan petugas, kita akan cek dulu, andai nanti ditemukan petugas maupun dokter seperti yang dikeluhkan, akan kami sangsi dengan tegas, apalagi keluarga pasien mungkin juga panik hingga beranggapan kami tidak melayani,” Janji Kepala Puskesmas.
Saat beritalima.com mencoba konfirmasi ke Puskesmas Panarukan, petugas menjawab dengan cuek dan ketus menanggapi pertanyaan wartawan,”waktu disini udah meninggal, sopirnya masih ditelepon, suruh kesini keluarganya itu, ini administrasi entah di bayar apa belum,”ujar salah satu bidan yang tidak mau menyebutkan namanya saat di tanya awak media.
(**/JOE)