PONOROGO, beritalima.com- Dhina Sabatini (24), TKW asal Kelurahan Pinggirsari Kecamatan Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur, yang tewas di Hongkong akibat jatuh dari lantai 12 apartemen tempat tinggal majikannya, Sabtu (8/10) lalu, hingga kini belum dipulangkan. Karena itu keluarga berharap agar jenazah TKW naas ini, segera dipulangkan.
Menurut Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ponorogo, Sumani, kabar kematian Dhinia didapatkannya dari keluarga korban yang berada di Hongkong. Informasi yang disampaikan keluarga Dhinia menyatakan bahwa sebelum kejadian, Dhinia sering menelpon anaknya dan perasannya gusar.
“Malam hari masih komunikasi dengan kawannya, pagi hari ketahuan sudah meninggal. Apakah ini karena kecelakaan kerja atau karena bunuh diri sampai sekarang masih menunggu penyelidikan dari kepolisian Hongkong,” terang Sumani, kepada wartawan, Kamis 13 Oktober 2016.
Kepastian penyebab kematian ini menjadi penting, lanjutnya, karena terkait dengan ada atau tidaknya asuransi bagi Dhinia. Bila kecelakaan kerja, maka pihak yang tekrait termasuk PJTKI yang memberangkatkan akan siap untuk mengurus segala keperluan untuk pencairan asuransi di dalam maupun di luar negeri. Tetapi kalau bunuh diri, maka tidak akan ada asuransi bagi Dhinia.
“Tidak semua asurani bisa dicairkan kalau unsurnya adalah bunuh diri. Termasuk gaji, bisa jadi tidak ada karena yang bersangkutan baru saja menjadi TKW,” papar Sumani.
Suami Dhinia, Nanang Setiyono, belum bisa banyak berkomentar soal kematian istrinya. Ia berharap jenazah istrinya bisa segera dipulangkan ke Indonesia. “Keluarga ingin ia cepat dibawa pulang,” harap Nanang.
Untuk diketahui, Dhinia meninggalkan satu orang anak buah pernikahannya dengan Nanang. Anak tersebut adalah Wiku Tangguh Prameswara (4).
Ayah Dhinia, Tri Hantoro, mengatakan, pihaknya sudah pasrah dengan musibah yang menimpa putrinya. Ia hanya berharap segala pengurusan kepulangan jenasah bisa lancar. Ini agar jasad anak ketiganya ini segera kembali ke tanah air untuk dimakamkan dekat keluarganya.
“KJRI sudah mengabari. Pekan depan sudah bisa dibawa pulang. Semoga ini sungguhan. Kalau tidak Selasa ya Kamis kata mereka,” kata Tri Hantoro.
Ketua Keluarga Besar Buruh Migran Indonesia (Kabar Bumi) Cabang Ponorogo Fendy Rahayu alias Sriyati, mengatakan, Dhinia adalah TKI Ponorogo ke-13 yang tewas di Hongkong selama 2016. Dua belas orang lainnya tewas akibat bunuh diri, sakit maupun kecelakaan.
“Sudah 13 orang. Kita berharap tidak ada lagi hal seperti ini terjadi. Untuk Dhinia, kita masih menunggu penyebab pastinya. Kami akan mengawal prosesnya, terutama untuk pengurusan berkasnya nanti sebab sering dipermainkan oleh PT yang memberangkatkan,” terangnya.
Dari catatan Kabar Bumi, saat ini ada sekitar 7 ribuan warga Ponorogo yang menjadi TKI di Hongkong. Hampir seluruhnya adalah TKW dan sebagian besar bekerja di sektor rumah tangga. (Dibyo)