SURABAYA, beritalima.com | Setelah disambut di Balai Kota Surabaya kemarin, kini Tim Penilai Presentasi dan Verifikasi Lapangan Pelaksanaan Gotong-Royong Terbaik Provinsi Jawa Timur 2022 disambut dengan hangat di kantor Kelurahan Karangpilang, Kecamatan Karangpilang, Surabaya, Sabtu (6/8/2022). Tim ini akan melakukan verifikasi lapangan untuk melihat secara secara kondisi gotong royong di tengah-tengah warga Karangpilang.
Sebelum tim dilepas ke lapangan, Kepala Bidang Kemasyarakatan Desa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur yang sekaligus Ketua Bulan Bhakti Gotong-Royong Masyarakat (BBGRM) Tingkat Provinsi Jatim Tahun 2022, Tri Yuwono, menjelaskan bahwa acara ini sangat spesial karena tidak semua kelurahan atau desa yang bisa mengikuti atau masuk menjadi calon juara BBGRM tingkat provinsi.
“Nah, Kelurahan Karangpilang ini menjadi salah satu dari empat calon kelurahan yang dicalonkan menjadi juara tahun ini,” kata Tri Yuwono.
Menurutnya, lomba semacam ini sesungguhnya bagian dari upaya pemerintah di dalam mengembangkan budaya asli Indonesia, yaitu budaya gotong royong. Makanya dalam prosesnya, kompetisi ini melalui beberapa tahap, mulai dari tahap administrasi, presentasi, hingga verifikasi lapangan.
“Jadi, kali ini kami melakukan verifikasi lapangan untuk mengkonfirmasi dan memverifikasi berbagai hal yang sudah diajukan dan disampaikan pada saat proses administrasi dan juga presentasi. Jadi, sekarang kami akan konfirmasi dan lihat langsung apa benar yang disampaikan pada saat presentasi itu?” ujarnya.
Setidaknya, lanjut dia, ada empat aspek yang dinilai dalam kompetisi bergengsi ini, yaitu bidang kemasyarakatan, lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial budaya. Dari empat bidang ini, tentu yang menjadi titik tekannya adalah bagaimana gotong royongnya atau prosesnya, bukan lagi hasilnya, karena ini lomba BBGRM.
“Mungkin kalau Surabaya ini hasilnya oke, tapi harus diteliti lagi apakah prosesnya menggunakan asas gotong royong atau tidak. Nah, selama saya mengikuti ini, insyallah ini nampak sekali ada calon, ada bakat untuk menjadi juara, tinggal nanti apa yang kemarinnya disampaikan dalam presentasi, dijelaskan detail dalam verifikasi lapangan ini,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Surabaya Arief Boediarto mengakui bahwa harapan dia bersama Camat Karangpilang tentunya menjadi juara. Sebab, dia bersama jajarannya itu sudah berusaha semaksimal mungkin dan sudah bekerja selama ini untuk terus gotong royong, sehingga saat ini hanya bisa berharap yang terbaik. “Kita sudah bekerja keras dan tinggal nunggu hasilnya, semoga sesuai dengan harapan kita bersama,” ujarnya.
Camat Karangpilang Febriaditya Prajatara bersyukur karena gotong royong di Kelurahan Karangpilang itu murni dan berjalan alami selama ini, makanya kelurahan itu juga berhasil menjadi juara BBGRM tingkat Kota Surabaya. Karenanya, dalam lomba BBGRM tingkat Jatim ini, pihaknya menyampaikan apa saja yang sudah berjalan dan memang sudah ada di Kelurahan Karangpilang itu.
“Dan insyallah, berbagai aspek yang masuk dalam penilaian kompetisi ini, ada semuanya di Kelurahan Karangpilang ini, tinggal bagaimana nanti dari tim juri memotret dari sisi mananya yang diharapkan,” kata Febri.
Mantan Kabag Humas Pemkot Surabaya ini juga menjelaskan bahwa harapan dari Wali Kota Surabaya adalah membangun Surabaya dengan cara gotong royong, dan ternyata hal itu sudah terlihat dan tumbuh secara alami di Kelurahan Karangpilang, sehingga pihaknya tinggal memupuk rasa gotong royong itu menjadi sesuatu yang luar biasa.
“Kita terus memupuk gotong royong itu dengan cara LPMK dan kelurahan serta kecamatan memberikan pengetahuan-pengetahuan bahwa suatu daerah dinilai berhasil ketika warganya juga turut peduli kepada warga sekitar dan lingkungannya,” katanya.
Salah satu contoh konkretnya dalam bidang ekonomi, di Kelurahan Karangpilang itu ada budidaya lele dan nila. Ketika mereka ini panen, ternyata tidak hanya sekadar mengambil untung semata, namun mereka juga peduli kepada warga sekitar, termasuk apabila ada warga di sekitarnya yang memiliki bayi stunting, maka mereka mencukupi kebutuhan bayi stunting ini hingga dia keluar dari stunting itu. (*)