Oleh : Dede Farhan Aulawi (Pengamat Industri Hankam)
Perkembangan situasi dunia dan negara saat ini dipengaruhi oleh banyak faktor dan variabel yang sangat dinamik. Oleh karena itu kemampuan untuk mengasah ketajaman intuisi pertahanan menjadi sangat penting dan strategis bagi para pengambil keputusan untuk menentukan langkah – langkah konkrit sebuah strategi pertahanan yang akan diambil. Setelah strategi dibuat maka selanjutnya adalah monitoring apakah pelaksanaan di lapangan sesuai dengan rumusan strategi yang sudah dibuat.
Hakikat suatu pertahanan negara pada dasarnya adalah segala upaya pertahanan yang bersifat semesta dimana dalam penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Adapun tujuannya untuk menjamin integritas seluruh wilayah NKRI. Ketika membahas strategi pertahanan, setidaknya ada 4 faktor penting yang harus diperhatikan yaitu kualitas SDM, kekuatan ekonomi, kemandirian industri hankam dan penguasaan teknologinya, serta kepiawaian dalam diplomasi pertahanan sebagai bagian integral dari Strategi Pertahanan Negara dalam menghadapi setiap ancaman yang berpotensi mengganggu kedaulatan dan keutuhan negara. Hal ini tentu juga akan terkait dengan ketangguhan postur pertahanan yang diharmonikan dengan Kebijakan Tata-Kelola Pertahanan negara yang efektif dan profesional. Dimana semua itu akhirnya akan bermuara pada pelaksanaan amanat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Pada kesempatan ini, saya sampaikan salah satu dari strategi pertahanan yang terkait dengan kemandirian industri hankam dan penguasaan teknologinya. Indonesia patut berbangga dan bersyukur karena semakin banyak anak bangsanya yang berdiri tegap penuh keyakinan dan pengabdian untuk mendorong dan mewujudkan kemandirian industri hankam ini, meskipun memang masih ada sebagian anak bangsa yang lain masih nyinyir dan pesimis dengan kemampuan industri hankam dalam negerinya.
Sebagai contoh, coba kita lihat kehadiran dan ketangguhan dari PT. Nusantara Turbin dan Propulsi (NTP) di Bandung yang merupakan anak perusahaan dari PT. Dirgantara Indonesia. Perusahaan ini merupakan satu – satunya perusahaan dengan kapabilitas terlengkap di Asia Tenggara dalam bidang teknik perawatan dan perbaikan Gas Turbine dan Rotating Equipment. Teknik pengerjaannya sudah terakreditasi oleh sistem manajemen mutu ISO 9001: 2015 – DNV-GL, tersertifikasi oleh Original Engine Manufacturer (OEM), dan otoritas penerbangan nasional (DKUPPU/ DAAO) maupun otoritas penerbangan internasional, seperti Federal Aviation Administration (FAA) – USA dan European Aviation Safety Agency (EASA) – Eropa, dan tentu juga dari beberapa otoritas penerbangan nasional beberapa negara lain.
Semua sertifikasi ini menunjukan kelas dan kualifikasi sebuah industri yang diakui kualitasnya oleh dunia. Jadi kalau masih ada anak bangsa yang mempertanyakan kualitas pekerjaan dari industri yang sudah tersertifikasi, maka patut dipertanyakan literatur yang dipakainya.
PT. NTP memiliki kapabilitas untuk melakukan perawatan maupun overhaul berbagai jenis engine pesawat, dimana workscope-nya bisa Overhaul, Hot Section Inspection, Gearbox Inspection atau Repair. Beberapa type dari engine pesawat tersebut adalah Engine General Electric CT7-7 and CT7-9 Series yang digunakan di pesawat CN 235 dan SAAB 340. Juga perawatan Engine Honeywell TPE331-1/-2/-5/-10/-12 & TPE 331-12 series yang digunakan di pesawat Cassa 212, Skyvan, Jet Commander dan Dornier. Engine Pratt & Whitney PT6A-21, -25, -27, -28 yang dipakai pada pesawat de Havillland Twin Otter, Beech 65-90, 65-A90 etc dan Pilatus PC-7. Engine Pratt & Whitney PT6T-3, -3B, -3E yang dipakai di pesawat Sikorsky S58T, Agusta/Bell 212/412 dan Bell 212/412. Engine Rolls Royce Tay 650-15 yang dipakai di pesawat Fokker 100. Engine Pratt & Whitney JT8D-9; 9A; 15; 15A; 17; 17A yang dipakai di pesawat DC9, B737-200, B727-200, Caravelle dan Mercure. Engine Rolls Royce Dart 7-525, -526, -528, -529, -530, -532, -533, -534, -535, -536 yang dipakai di pesawat Fokker/Fairchild Friendship (F27), Hawker Siddeley (HS 748), Grumman Gulfstream dan Viscount. Engine Rolls Royce Model 250 C20, C20B, C20F, C20J, C20S, C20W yang dipakai di pesawat Eurocopter Twinstar BO 105, Bell Jet Ranger 206B, Jet Ranger III 206B, Long Ranger 206L, Soloy Conversions Bell 47/47G dan Cessna 206, 207. Engine PW124B, PW127E, PW127F, PW127M yang dipakai di pesawat ATR 42-500 dan ATR 72-500/600.
Seluruh kapabilitas yang luar biasa ini sering digunakan oleh sebagian operator dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan tidak sedikit mekanik atau engineer luar negeri yang dikirim ke NTP untuk belajar atau training. Artinya kapabilitasnya sudah benar – benar diakui dunia. Oleh karena itu pesawat – pesawat hankam ini sebaiknya perawatan engine-nya bisa menggunakan industri dalam negeri, terkecuali untuk jenis engine yang kapabilitasnya tidak punya. Mengoptimalkan kemandirian industri dalam negeri sama dengan langkah nyata menuju strategi pertahanan negara yang sesungguhnya.