Kembangkan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus dengan Media Pembelajaran Adaptif

  • Whatsapp

BOGOR – Anak berkebutuhan khusus dapat diartikan sebagai seorang anak yang memerlukan pendidikan yang disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak secara individual (Meimuyani, 2013).

Anak berkebutuhan khusus memiliki dua jenis, yaitu anak berkebutuhan khusus permanen dan anak berkebutuhan khusus temporer. Masalah utama dalam pembelajaran bagi ABK adalah penggunaan metode atau media pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran secara tepat sehingga potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang.

Anak berkebutuhan khusus berbeda dengan anak pada umumnya maupun dari segi mental, emosi atau fisik, dalam proses pembelajarannya pun mereka membutuhkan pendidikan khusus.

Maka tujuan pembelajaran merupakan sasaran utama yang harus dicapai setelah proses pembelajaran selesai. Metode yang harus diberikan kepada mereka merupakan hal yang harus diperhatikan karena untuk tercapainya hasil pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan alat bantu pengajaran yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang digunakan. Penggunaan media yang tidak sesuai mengakibatkan materi tidak tersampaikan dengan sempurna. Pemillihan media juga harus memperhatikan kondisi siswa tersebut.

Dan untuk menghadapi permasalah proses pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus dibutuhkan suatu media pembelajaran yang efektif dan efisien, oleh karena itu diperlukan media pembelajaran adaptif yang merupakan suatu model atau media yang menyesuaikan dengan kondisi ABK.

Jadi, media pembelajaran adaptif pada intinya adalah modofikasi alat untuk memberi peluang kepada ABK dalam mengikuti program pembelajaran dengan tepat, efektif serta mencapai kepuasan (Meimuyani, 2013).

Guru mempunyai peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu sekolah, oleh karena itu guru harus memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi untuk mengemban tugas dan tanggung jawab. Anak berkebutuhan khusus juga perlu mendapatkan pendidikan.

Karena pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar semua peserta didik (termasuk peserta didik berkebutuhan khusus) di sekolah secara aktif mengembangkan potensi dirinya (Meimuyani, 2013).

Walaupun dengan kondisi seperti mereka, pemerintah mengupayakan untuk memberi kesempatan agar semua warga Negara mempunyai tingkat perkembangan baik fisik maupun mental yang berbeda dan beragam tetap mempunyai hak dan kewajiban untuk mendapatkan pelajaran yang sama dan bermutu.

Sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahuun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan di Indonesia diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajuan bangsa (Meimuyani, 2013).

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Manusia terlahir beragam-ragam kemampuan dan karakterisitiknya, manusia tidak bisa meminta terlahir ingin menjadi seperti apa dan bagaimana kondisi fisknya.

Ada yang beruntung terlahir tanpa kekurangan baik fisik maupun mental, ada juga yang terlahir memiliki hambatan, baik secara fisik maupun mental.

Namun kondisi yang seperti itu akan memberi pengalaman dan warna yang berbeda dalam menuju kedewasaannya dibandingkan dengan anak pada umumnya dalam kehidupan.

Allah SWT tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hamba-hambanya serta selalu memiliki rahasia dibalik sebuah peristiwa.

ABK adalah bagian anak yang dilindungi oleh Undang-Undang dan peraturan pemerintah. Upaya dari pemerintah bagi anak berkebutuhan khusus dalam pendidikannya mengatakan, bahwa mereka mempunyai hak dan kewajiban pengajaran yang sama dan bermutu untuk mencapai kedewasaanya, melalui pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus.

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara pendidikan memerlukan layanan spesifik yang berbeda dengan anak-anak pada umunya.

Anak berkebutuhan khusus ini memiliki apa yang disebut dengan hambatan belajar dan hambatan perkembangan (barrier to learning and development) (Kustawan, 2013).

ABK memiliki karakteristik khusus berbeda dengan anak-anak pada umumnya, oleh karena itu mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang dialaminya masing-masing.

Anak berkebutuhan khusus dapat diartikan sebagai seorang anak yang memerlukan pendidikan yang disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak secara individual (Kustawan, 2013).

Perbedaan untuk memahami ABK dikenal ada 2 hal yaitu perbedaan interindividual dan intraindividual (Meimuyani, 2013).

  1. Perbedaan Interindividual

Membandingkan keadaan individu dengan orang lain dalam berbagai hal diantaranya perbedaan keadaan mental (kapasitas kemampuan intelektual), kemampuan panca indera (sensory), kemampuan gerak motorik, kemampauan komunikasi, perilaku sosial, dan keadaan fisik.

  1. Perbedaan Intraindividual

Suatu perbandingan antara potensi yang ada dalam diri individu itu sendiri, perbedaan itu dapat muncul dari berbagai aspek meliputi intelektual, fisik, psikologis, dan sosial.

Berdasarkan kedua perbedaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ABK adalah anak yang memiliki perbedaan-perbedaan, baik perbedaan interindividual maupun intraindividual yang signifikan dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Semua ABK memiliki kekhususan dalam melakukan pembelajaran dan pembelajaran ABK harus disesuaikan dengan kondisi ABK tersebut. Adapun jenis ABK terbagi kepada dua bagian, yaitu :

  1. Anak Berkebutuhan Khusus Permanen

Anak berkebutuhan khusus permanen bersifat permanen. Maksudnya adalah anak yang akibat dari perkembangan yang secara memerlukan perhatian dan pelayanan khusus.

Seperti anak yang mengalami hambatan penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan kecerdasan atau mental, hambatan fisik, emosional, sosial, atau dikarenakan kecelakaan sejak di dalam kandungan maupun setelah lahir sehingga mengalami kecacatan (Kustawan, 2013).

Kemudian, anak berkebutuhan khusus permanen terdiri dari anak berkebutuhan khusus yang memiliki kelainan dan anak berkebutuhan khusus yang memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa.

1) Anak Berkebutuhan Khusus yang Memiliki Kelainan

ABK yang memiliki kelainan adalah anak yang memiliki gangguan belajar dari kecacatan masing-masing anak sehingga menghambat proses pembelajaran dan perkembangannya, dan fungsi-fungsi yang seharusnya bisa digunakan hilang sebab kecacatan atau kelainan yang ABK miliki.

Berikut kelompok anak berkebutuhan khusus yang memiliki kelainan, sebagai berikut :

a. Tunanetra

b. Tunarungu

c. Tunawicara

d. Tunagrahita

e. Tunadaksa

f. Tunalaras

g. Tunagada

h. Anak berkesulitan belajar spesifik

i. Autisme

2) Anak Berkebutuhan Khusus yang Memiliki Potensi Kecerdasan atau Bakat Istimewa (CI + BI)

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisitem pendidikan nasional, pasal 5 ayat 4 menyatakan bahwa “Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”.

Perlunya perhatian khusus kepada anak CI+BI merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik secara utuh dan optimal.

Untuk menentukan atau mengindentifikasi peserta didik cerdas istimewa diperlukan pendekatan multidimensional artinya kriteria yan digunakan lebih dari satu.

Ada pula tiga komponen yang dikenal sebagai konsep Tiga Cincin dari Renzuli (1978, 2005) yang banyak digunakan dalam menyusun pendidikan untuk anak cerdas istimewa dan merupakan teori yang mendasari pengembangann anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa (Kustawan, 2013).

Mode ini menuntut perhatian yang besar terhadap berbagai komponen (sekolah, lingkungan dan keluarga), model ini lebih fleksibel dalam melakukan pendeteksian dan pendiagnosisan anak berkecerdasan istimewa dengan kondisi tumbuh kembang yang mengalami kesulitan dan gangguan belajar serta yang mengalami gangguan lainnya.

Menurut Heller (2004) konsep keberbakatan dapat ditinjau berdasarkan empat dimensi yang saling terkait satu sama lain:

  1. Faktor talenta yang relative mandiri

  2. Faktor kinerja

  3. Faktor kepribadian

  4. Faktor lingkungan

Anak CI dan BI juga sama dengan ana-anak lain seusia mereka, untuk itu perlu peran orang tua untuk mendukung dan memeberikan perhatian khusus serta tetap mengawasi kegiatan belajar mereka.

  1. Anak Berkebutuhan Khusus Temporer

Jenis temporer ini adalah anak yang mengalami hambatan sementara seperti trauma akibat bencana alam atau kerusuhan (Kustawan, 2013).

ABK jenis ini disebabkan oleh faktor-faktor eksternal, yaitu anak yang mengalami trauma akibat bencana, anak korban kerusuhan, anak yang memiliki kesulitan konsentrasi karena diperlakukan dengan kasar.

Anak berkebutuhan khusus temporer dapat dikategorikan pada wilayah-wilayah atau daerah-daerah seperti :

a. daerah terpencil atau terbelakang

b. masyarakat adat yang terpencil, dan

c. mengalami bencana alam serta bencana sosial.

B. Proses Pembelajaran ABK dan Media Pembelajaran ABK

Pembelajaran adalah rancangan kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menata atau mengatur aktivitas belajar yang perlu dilakukan oleh siswa.

Secara umum aktivitas itu berupa tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa untuk menuju suatu tujuan. Pembelajaran yang diperuntukan bagi siswa yang berkebutuhan khusus adalah gaya pembelajaran inklusi.

Gaya pembelajaran inklusi adalah suatu gaya pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan cara menyajikan materi pembelajaran secara rinci dan menawarkan tingkat-tingkat kesulitan yang berbeda secara berurutan.

Bertujuan agar siswa kreatif dan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari suatu keterampilan gerak. Dan siswa diberikan kebebasan untuk memilih dan menentukan pada tingkat kesulitan mana untuk memulai belajar suatu gerakan dalam setiap pertemuan.

Pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang berupaya memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan kemampuannya. Menggunakan gaya mengajar inklusi membantu ABK menerima materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut karena siswa diberikan kebebasan untuk memilih dan menentukan tingkat kesulitannya masing-masing.

Dan juga dengan sebuah media sebagai alat bantu proses belajar mengajar yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran (Meimuyani, 2013) tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal.

Menurut Briggs (1997) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya.

Kemudian menurut National Education Association(1969) mengungkapkan bahwa, media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Maka oleh karena itu, media pembelajaran memiliki peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran bagi ABK.

Media pembelajaran yang dibuat, digunakan dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik ABK disebut Media Pembelajaran Adaptif.

Artinya, yang menyesuaikan disini adalah medianya terhadap kebutuhan proses pembelajaran ABK. Adapun adaptif menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah “mudah menyesuaikan diri dengan keadaan” (Meimuyani, 2013).

Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu, dengan demikian adanya alat bantu bagi ABK menjadikannya lebih mudah untuk mencerna pembelajaran.

Menentukan media pembelajaran adaptif bagi ABK sebelumnya terlebih dahulu dilakukan asesmen, tidak cukup dengan satu asesmen tetapi harus lengkap agar informasi yang diperoleh tentang anak ABK diketahui dengan lengkap.

Selain itu, informasi yang akurat dari sebuah asesmen bermanfaat untuk peningkatan pembelajaran sehingga proses belajar ABK membaik dan berfungsi sebagai informasi untuk para orang tua tentang kemajuan-kemajuannya.

Asesmen adalah sebuah proses pengumpulan informasi yang terus menerus berlangsung untuk mengukur performansi ABK dan proses pembelajaran (Tiswana, 2013).

Menurut Alimin (2003) asesmen adalah proses yang sistematis dalam mengumpulkan data seorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan.

Salah satu contoh media pembelajaran adaptif bagi anak Tunarungu dan Tunanetra, sebagai berikut :

  1. Strategi Menentukan Media Pembelajaran Adaptif untuk Tunarungu

a. Melakukan Asesmen

Asesmen Tunarungu dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari pelaksanaan tes baku dalam setting klinis hingga observasi kelas.

b. Pemilihan Media

Media pembelajaran yang cocok untuk Tunarungu adalah media visual dan cara menerangkannya dengan bahasa bibir. Media pembelajaran yang digunakannya adalah sebagai berikut :

➢Media Stimulasi Visual

a) Cermin artikulasi, digunakan untuk mengembangkan feed back visual dengan melihat/mengontrol gerakan organ artikulasi siswa

b) Benda asli maupun tiruan media untuk menganal buah-buahan

c) Gambar

d) Pias kata

e) Gambar disertai tulisan

➢Media Stimulasi Auditoris

a.) Speechtrainer, sebuah alat elektronik terdiri dari amplifier, head phonedan mickrophone

b.) Alat musik

c.) Tape recorder

d.) Berbagai sumber suara lainnya, seperti: suara alam, suara binatang dan sebagainya.

  1. Strategi Menentukan Media Pembelajaran Adaptif Tunanetra

a. Melakukan Asesmen

b. Pemilihan Media

Salah satu media pembelajaran bagi tunanetra adalah tulisan Braille serta buku-buku yang ada tulisan braillenya agar anak dapat belajar secara maksimal.

Braille ialah sejenis sistem tulisan sentuh yang digunakan oleh orang buta. Media pembelajaran yang digunakan, sebagai berikut:

a) Regleta (alat tulis braille)

b) Abjad braille

c) Contoh tulisan braille

d) Contoh miniatur gajah dan kelinci/miniatur macam-macam alat transportasi

e) Contoh peta timbul

f) Contoh alat musik

g) Abacus, yakni alat bantu hitung bagi tunanetra

h) Jam tangan digital bicara yang aksesibel bagi tunanetra yang dilengkapi dengan aksesori kompas serta memiliki fitur alam (media untuk mengenal waktu)

i) Bola sepak khusus

j) Papan catur tunanetra

Demikianlah media-media pembelajaran adaptif tunarungu dan tunanetra yang dapat digunakan oleh guru untuk mempermudah proses pembelajaran ABK.

Dengan pemilihan media yang tepat dapat mewujudkan tercapainya tujuan pengajaran. Akhirnya, dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar yang berfungsi melancarkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran.

Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik khususnya anak berkebutuhan khusus.

Setiap anak memiliki potensinya masing-masing, bahkan anak berkebutuhan khusus memiliki potensi yang lebih. Hanya bagaimana seorang guru menentukan pemilihan pembelajaran yang tepat bagi mereka agar memengaruhi kesemangatan belajar dalm proses pembelajarannya.

Juga dukungan yang senantiasa diberikan oleh orang tua yang memiliki dampak perkembangannya di setiap hari, sehingga potensinya dapat melebihi anak pada umumnya.

Dengan begitu ABK akan tumbuh rasa percaya diri dan selanjutnya dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya tersebut.

Melalui media sebagai alat bantu pembelajaran ini dapat mengembangkan kemampuan anak berkebutuhan khusus secara disesuaikan dari kondisi masing-masing anak.

PENUTUP

Upaya dalam mendorong proses pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yaitu dengan menggunakan media pembelajaran adaptif. Kata adaptif artinya menyesuaikan diri dengan keadaan (kamus besar bahasa Indonesia edisi ke dua 1994).

Dapat diartikan bahwa media pembelajaran adaptif adalah media pembelajaran yang dibuat dan digunakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik/siswa berkebutuhan khusus, artinya yang menyesuaikan adalah medianya terhadap kebutuhan proses pembelajaran ABK (Meimuyani, 2013).

Fungsi media pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar, terutama bagi ABK yang sangat membutuhkan pengajaran dari gurunya untuk pendidikan yang membuahkan hasil kemajuan perkembangan atau kemampuan-kemampuannya.

ABK adalah bagian anak yang dilindungi oleh Undang-Undang dan peraturan pemerintah. Upaya dari pemerintah bagi anak berkebutuhan khusus dalam pendidikannya mengatakan, bahwa mereka mempunyai hak dan kewajiban pengajaran yang sama dan bermutu untuk mencapai kedewasaanya, melalui pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus.

Masalah utama dalam pembelajaran bagi ABK adalah penggunaan meode atau media pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran secara tepat.

ABK tetap berhak mendapatkan pendidikan seperti anak pada umumnya. Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan manusia.

Pendidikan berkembang pesat sehingga menuntut setiap orang menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman (Kustawan, 2013).

Untuk mengembangkan potensinya dibutuhkan layanan khusus dan pendidikan khusus. Contohnya ABK bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing.

REFERENSI

aida, s. (2011). adaptasi proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus. mumpuniarti, staffnew.uny.ac.id.

dedy kustawan, y. m. (2013). mengenal pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus serta implementasinya.jakarta timur: PT. LUXIMA METRO MEDIA.

kustawan, d. (2013). mengenal pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus serta implementasinya.jakarta timur: pt. luxima metro media.

meimulyani, y. (2013). media pembelajaran adaptif.jakarta timur: PT. LUXIMA METRO MEDIA.

meimuyani, y. (2013). pendidikan jasmani adaptif.jakarta timur: pt luxima mmetro media.

tiswana, A. (2013). pendidikan jasmani adaptif.jakarta timur: pt. luxima metro media.

Yani meimulyani, a. t. (2013). pendidikan jasmani adaptif.jakarta timur: PT. LUXIMA METRO MEDIA.

Oleh : Sinta Aida Farhatulmillah – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) Bogor

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *