Kemenkes Raih 3 Penghargaan Kesehatan Haji dari Kerajaan Arab Saudi

  • Whatsapp

Madinah, 20 September 2018

Penyelenggaran Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Indonesia kembali mendapat penghargaan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Penghargaan kali ini diberikan atas inovasi dalam upaya promotif preventif Indonesia bagi jemaahnya.

Penghargaan diserahkan oleh Director General of Clinical Education MoH Kerajaan Saudi Arabia (KSA), dr. Fahad Alamri di Kantor Academic Family Medicine Madinah, (19/9). Penghargaan diterima Kabid Kesehatan Arab Saudi, dr. Melzan Dharmayuli, di Madinah.

Sebelumnya, Kemenkes mendapatkan dua penghargaan pada pertengahan Agustus 2018 lalu atas keberhasilan dalam pelayanan kepada para jemaah haji tamu Allah pada tahun 1438 H / 2018 M. Penghargaan pertama diberikan oleh Ketua Komite Kantor Urusan Haji Makah Al Mukarramah dr. Tal’at bin Abdul Aziz Masyi. Sementara penghargaan kedua diberikan oleh Direktur Jenderal Kesehatan di Daerah Makkah dr. Wael bin Hamza Mutair.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia dr. Eka Jusup Singka bersyukur atas ketiga penghargaan ini dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersungguh-sungguh menyukseskan penyelenggaraan Kesehatan Haji 2018.

“Ini merupakan apresiasi dari Kerajaan Arab Saudi. Artinya, mereka melihat apa yang kita kerjakan benar-benar dirasakan manfaatnya. Bukan oleh jemaah haji Indonesia saja, melainkan juga bagi negara mereka. Saya berterima kasih kepada semuanya yang telah bekerja keras dan sungguh-sungguh dalam melayani jemaah,” ungkap dr. Eka.

Kepala Seksi Kesehatan Makkah dr. M. Imran menegaskan, sejak awal kesiapan tim kesehatan Indonesia ada di semua lini.

“Pemerintah Indonesia dinilai paling inovatif jauh di atas ekspektasi mereka (pemerintah Arab Saudi) seperti misalnya kita menyiapkan APD, kacamata, kipas, sendal. Inovasi kita dinilai lebih baik dari negara lain. Kita tidak hanya menyediakan dokter dan perawat saja,” tambah dr. Imran.

*Penghargaan untuk Tim Promotif Preventif*

Kemenkes Saudi mengapresiasi upaya promotif preventif yang dilakukan Kementerian Kesehatan Indonesia bagi jemaah hajinya, baik di Makkah, Madinah maupun di Bandara Jeddah.

“Indonesia merupakan satu-satunya negara yang mendapat penghargaan tersebut,” terang dr. Melzan usai menerima penghargaan.

Dr. Melzan menjelaskan, penghargaan ini diberikan bagi Program Promotif dan Preventif yang sangat baik dan membantu Kemenkes Arab Saudi dalam mengedukasi kesehatan haji bagi seluruh negara.

“Mereka berharap, kedepannya kegiatan promotif preventif ini dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Tidak hanya pada operasional musim haji, tapi juga pada saat persiapan,” tambah dr. Melzan.

Beberapa hal yang sangat diapresiasi oleh mereka adalah adanya penyediaan alat pelindung diri (APD) bagi jemaah haji yang dinilai sangat membantu jemaah. Selain itu, pelaksanaan edukasi kesehatan bagi jemaah di setiap lokus mulai kedatangan di Bandara, bis, halaman masjid, hotel, terminal, tenda Arafah dan Mina serta tempat umum lainnya, juga dinilai bagus.

Kemenkes KSA memuji video-video penyuluhan yang dibuat Tim Promotif Preventif yang telah disebarluaskan jauh hari sebelum penyelanggaran ibadah haji.

“Mereka menilai video-video kita sangat bagus untuk media edukasi pada jemaah haji. Mereka akan mengadopsi video kita dan pesan-pesan di dalamnya,” kata dr. Melzan.

Koordinator TPP dr. Dian Shinta menyebutkan bahwa sejak awal hingga saat ini TPP sudah memproduksi 36 video penyuluhan.

“Masih ada lagi video yang sedang dalam proses sampai penyelenggaran kesehatan haji 2018 ini berakhir. Jumlahnya sampai 45,” ungkap Dian.

Kemenkes Arab Saudi memberikan beberapa penghargaan atas capaian terbaik untuk penyuluhan kesehatan sebagai upaya promotif peventif. Selain Indonesia, pihak lain yang mendapatkan penghargaan adalah Dinkes Madinah dan 2 orang sukarelawan dari Arab Saudi.

Sebelum pemberian penghargaan, ada pemaparan dari Kemenkes Arab Saudi tentang hasil capaian kerja program KSA untuk promotif preventif.

“Dinyatakan bahwa salah satu negara yang sedikit mendapat penyuluhan dari Kemenkes Arab Saudi adalah Indonesia, selain Malaysia dan Turki. Padahal jumlah jemaah haji Indonesia paling banyak dan tidak semua bisa bahasa Indonesia. Meski demikian, mereka tidak merasa khawatir karena tim promotif preventif (TPP) Indonesia telah menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang menjadi perhatian mereka. Mereka bilang, Indonesia adalah _best practice,_” jelas Dian.

Beberapa pola-pola penyuluhan Indonesia akan diadopsi oleh Kementerian Arab Saudi. Disebutkan diantaranya adalah cara-cara penyuluhan di Bandara, penggunaan identitas berupa rompi. TPP Indonesia memiliki rompi yang mudah dikenali, sementara Kementerian Arab Saudi hanya dicirikan dengan pin.

Kedepannya mereka juga akan mulai melakukan edukasi di Masjid Nabawi seperti yang dilakukan Indonesia saat memberikan penyuluhan di pelataran masjid Nabawi. Selain itu, mereka juga akan membuat video-video edukasi untuk dsebarkan ke negara-negara yang akan mengirim jemaah hajinya.

“Mereka terinspirasi dari TPP Indonesia yang menyebarluaskan video edukasi melalui TKHI,” jelas Dian.
(rr)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *