Kemenristekdikti Luncurkan Program Penguatan Pendidikan Pancasila

  • Whatsapp

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi melalui Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan kerjasama Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) meluncurkan Program Penguatan Pendidikan Pancasila.

Kegiatan ini bertema “Pancasila Dalam Perbuatan” dan peluncuran program ini dilaksanakan di IPB International Convention Center (Jumat, 11/8/2017).

Sebanyak 503 mahasiswa dan 105 dosen yang mewakili 105 PTN/PTS dari seluruh Indonesia berkumpul untuk mengikuti rangkaian acara yang akan berlangsung selama 2 hari, 11-12 Agustus 2017.

Kegiatan hari pertama di IPB Convention Center dengan agenda orientasi mahasiswa dan dosen mengenai penjelasan penyelenggaraan program. Selain itu, mahasiswa dan dosen akan menikmati pertunjukan film dan berdiskusi dengan sineas film “Pantja Sila: Cita-cita dan Realita”.

Pada hari kedua yaitu acara utama, mahasiswa dan dosen akan bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Istana Bogor. Para peserta akan berkeliling istana dan senam bersama dengan Presiden Joko Widodo. Presiden sekaligus akan meresmikan Peluncuran Program Penguatan Pendidikan Pancasila.

Usai acara di Istama Bogor, para peserta kembali mengikuti kegiatan di IPB Convention Center untuk mendalami dan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Pada akhir acara, akan dilakukan penyematan pin kepada para “Penggerak Pancasila”.

Hadir dalam acara itu antara lain Presiden RI Ke-5 Megawati Soekarno Putri selaku Ketua Dewan Pengarah UKP-PIP, Wakil Presiden RI Ke-2 Tri Sutrisno selaku Anggota Dewan Pengarah UKP-PIP.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Ketua UKP-PIP Yudi Latief, Sekretaris Jenderal Kemristekdikti Ainun Na’im, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Intan Ahmad, Rektor Peguruan Tinggi di Jawa Barat serta jajaran Kemristekdikti.

Dalam sambutannya Menteri Nasir mengungkapkan adanya permasalahan bangsa yang menyebabkan perlunya penguatan nilai-nilai Pancasila antara lain radikalisme, narkoba, terorisme, rendahnya kemampuan berpikir kritis yang positif dan rendahnya daya saing bangsa. Selain itu menurunnya pemahaman ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

“Ini menjadi sangat penting Peluncuran Program Penguatan Pendidikan Pancasila dengan tema Pancasila Dalam Perbuatan ini semoga dapat diimplementasikan dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari bahkan pengejawentahan dapat diwujudkan dalam kemakmuran untuk rakyat Indonesia,” tutur Nasir.

Pada kesempatan yang sama Yudi Latief mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara paling majemuk di dunia. Kemajemukan memberikan kekayaan yang luar biasa, namun di sisi lain masyarakat yang majemuk sulit sekali menemukan sebuah titik temu.

Indonesia dengan segala kemajemukannya disatukan oleh nilai-nilai Pancasila sebagai titik temunya. “Tanpa Pancasila kita kehilangan titik temu, tanpa Pancasila kita kehilangan titik pijak, tanpa Pancasila kita kehilangan ujung dimana bangsa ini harus diarahkan. Semoga dari sini kita bisa saling bersambung rasa demi kebahagiaan kita bersama,” ucap Yudi.

Intan Ahmad dalam laporannya mengatakan bahwa maksud dan tujuan dari acara ini adalah memperkuat pemahaman berbangsa dan bernegara di kalangan mahasiswa Indonesia.

Untuk itu diperlukan internalisasi pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kampus. Demikian Kepala Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Kemenristekdikti, Nada Marsudi memberitakan. (yahya)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *