KUPANG, beritalima.com – Pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur pada triwulan I 2019 relatif cukup baik, yaitu tumbuh diatas level nasional. Demikian pula inflasi yang dicapai relatif lebih rendah dari nasional.
” Ini mencerminkan bahwa pemerintah daerah (Tim Pengendali Inflasi Daerah) betul – betul mampu melakukan pengendalian harga – harga pada saat terutama pasca lebaran. Dan, hasil ekspose BPS NTT menyatakan bahwa pada bulan Juni mengalami deflasi. Ini menunjukkan bahwa harga – harga mulai menuju trend keseimbangan yang semula terutama bulan – bulan lebaran awal,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur, Tigor Naek Sinaga dalam sambutannya pada acara Sasando Dia ” Sante – Sante Baomong Deng Media” Diseminasi Laopran Ekonomi Provinsi NTT & Perkembangan Sektor Jasa Keuangan dan Edukasi Perlindungan Konsumen di di Aula Lantai 2 Kantor Perwakilan BI NTT, Selasa (9/7).
Dikatakan Tigor, meskipun pada bulan Juni terjadi deflasi, namun tetap harus waspada, terutama terkait inflasi di akhir tahun.
” Namun, tentunya kita tidak boleh lengah, dan tetap harus waspada, terutama terkait dengan inflasi nanti diakhir tahun. Sebagaimana kita alami bersama bahwa akhir tahun dimana kebutuhan – kebutuhan saudara – saudara kita saat merayakan Natal dan Tahun Baru kita perlu di antisipasi dan butuh kerja keras lagi agar target inflasi kita yang di angka 2,9% perkiraan pada tahun 2019 bisa tercapai,” kata Tigor menambahkan.
Kemudian hal lain adalah bagaimana kita mencoba mencari alternatif sumber – sumber pertumbuhan ekonomi baru.
” Kita tahu bagaimana pariwisata akan kita dorong menjadi prime mover untuk pertumbuhan ekonomi. Konsep ini bukan hanya dimiliki oleh Bapak Gubernur, namun juga Bapak Presiden sangat koncent terkait bagaimana pariwisata ini bisa kita kembangkan dengan menciptakan 10 bali – bali baru, dan empat destinasi prioritas,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, kata Tigor, super prioritas ada Danau Toba di Sumatera Utara, Borubudur, Mandalika, Nusa Tenggara Barat, dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
” Namun disisi lain, kita tidak hanya konsentrasi di Labuan Bajo. Dari tujuh destinasi baru di NTT, misalnya Pulau Seribu, dimana pulau Seribu ini sebetulnya apabila dikembangkan menjadi destinasi wisata yang sangat menarik, terutama bagaimana semacam Raja Ampatnya NTT dengan lautnya yang teduh, mungkin sudah bisa dikembangkan bagaimana pemberdayaan ekonomi di sana karena sangat terkenal dengan rumput lautnya,” tambah Tigor.
Acara ” ” Sante – Sante Baomong Deng Media” menampilkan empat narasumber, yakni Kepala Kantor Perwakilan BI NTT, Naek Tigor Sinaga, Kepala OJK NTT, Robert Sianipar, Asisten Perekonomian Setda NTT, Semuel Rebo, dan Kepala Kantor Wilayah Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Lidya Kuniawati Kristiani, dan dihadiri Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT,Wayan Darmawa, Pakar Ekonomi, Frids Fanggidae, Wakil Ketua Kadin NTT, Theo Widodo, perbankan dan wartawan media cetak, elektronik dan media online. (L. Ng. Mbuhang)