Kesejateraan Wartawan, Siapa Peduli?

  • Whatsapp

Foto : Drs H Suherman Amin

BIREUEN,ACEH,Bereitalima.cxom – Kalangan wartawan atau jurnalis baik di Aceh Utara, Kota Lhokseumawe maupun Bireuen umumnya tidak memiliki usaha sampingan hingga banyak di antara mareka kondisi ekonominya morat marit.

Semestinya Pewmerintah Aceh para wartawan harus diberdayakan secara ekonomi maupun sosial agar dalam menjalankan tugas dan fungsinya bisa maksimal.

“Profesionalisme wartawan sulit terwujud jika tidak sejahtera dan mandiri. Makanya jalan menuju ke arah tersebut perlu ada usaha sampingan,” kata Drs H Suherman Amin, Ketua Persatuan Wartawan Aceh (PWA) Kabupaten Bireuen, saat diminta tanggapannya, Sabru (21/10) malam.

Menurut H Suherman, yang mengaku sudah berkecimpung dalam dunia jurnalistik sekitar 30 tahun, memang membuka peluang usaha bagi wartawan sangat sulit dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan, tapi hal itu jika dilakukan dengan penuh optimisime dan keyakinan insyaallah akan membuahkan hasil.

“Tidak salah kan kalau wartawan membuka usaha? Itu medupakan perbuatan halal dan ada larangan malah dianjurkan.

“ Saya sangat berharap wartawan memiliki usaha demi kesejahteraannya dan tenang dalam menjalankan tugas jurnalisnya sehingga dalam menjalankan profesinya tetap menjungjung tinggi idealisme profesionalisme, tanpa ada kepentingan dibalik setiap pemberitaanya,” paparnya

Sementara teroisah Erwin, salah seorang wartawan senior di Lhokseumawe mengatakan, salah satunya kendalas adalah modal usaha untuk meningkatkan kesejahteraan wartawan yang sebagian besar kondisi ekonominya sangat memprihatinkan.

Para wartawan sebut Erwin, nasibnya ternyata belum sebanding dengan tugas berat yang mesti dijalaninya sehari-hari dan masih kere, walaupun tidak semuanya tetapi mayoritas.

Kenyataanya lanjut Erwin, para wartawan sendiri belum memiliki ketentuan gaji dan upah minimal yang harus mereka terima dari tempat kerjanya bahkan yang sangat ioronis ada wartawan yang menulis tanpa gaji dari Pemimpin Perusahaan.
.

Oleh karena kesejahteraan yang masih minim bisa saja wartawan membuka usaha sampingan,sejauh tidak mengganggu tugas pokoknya .

Benarkah para wartawan di Aceh umumnya belum memperoleh penghasilan yang memadai untuk kehidupannya sehari-hari ?.

Umumnya demikian, tapi mau mengadu kemana”, sebut Rizal Jibro salah seorang wartawan senior lainnya di Bireuen

“Saya pikir, Pemerintah Aceh harus hadir dan mencari solusi bagaimana bentuk usaha bagi memberi kesejahteraan terhadap wartawan. Data yang diperoleh dari dewan Pers, banyak wartawan yang bekerja tanpa diberikan gaji. “ Sebut Jibro.
Dijelaskan, seharusnyalah Pemerintah Aceh Pemerintah Aceh mau peduli terhadap nasib wartawan di Aceh untuk bisa hidup sejahtera.

Seperti diketahui lanjut Jibro akibat , belum terpenuhi hak hak kesejahteraan wartawan didaerah ini membuat sejumlah jurnalis Aceh yang seharusnya menjadi penyambung suara rakyat yang independen, malah semakin dicibir masyarakat karena melanggar etika profesi dan menjadi alat kekuasaan dan dimanfaatkan akibat persoalan rendahnya kesejahteraan.

” Ini salah satu factor timbulnya wartawan abal-abal dan wartawan menjual berita dalam artian membuat berita sejauh beritanya bisa untuk dijual sehingga wartawan tidak lagi bermartabat.” Pungkas Jibro. (Abdullah Peudada)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *